Upacara Melasti Rangkaian Peringatan Hari Raya Nyepi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Hindu) – Melasti merupakan upacara penyucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu, digelar untuk menghilangkan kotoran alam dengan menggunakan air kehidupan. Pada umumnya ritual ini dilaksanakan di laut atau di sumber mata air dengan tujuan menyucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu. Umat Hindu di Kabupaten Karanganyar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939/2017 Masehi melaksanakan upacara Melasti di Tlogo Madirda di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Minggu (19/3), dimana peringatan Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada hari Selasa tanggal 28 Maret 2017.

Kegiatan Melasti tersebut dihadiri oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)  Kabupaten Karanganyar, Widadi Nur Widyoko dan Pembimbing Masyarakat Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, I Dewa Made Artayasa. Kegiatan ritual Melasti merupakan kegiatan rutin umat Hindu yang sudah direncanakan dan di dukung oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

“Melasti merupakan kegiatan rutinitas umat Hindu di Kabupaten Karanganyar yang di sambut baik oleh masyarakat setempat dan di fasilitasi oleh pemerintah kabupaten,” ujar Pardi, Ketua Panitia dalam upacara tersebut.

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, hubungan antara manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Hyang Widhi Wasa Tuhan YME merupakan esensi dari upacara Melasti.

“Wujud sinergisitas antara umat, warga masyrakat dan pemerintah merupakan tekad bersama yang terwujud dalam momen upacara Melasti dalam rangka menyambut tahun baru Saka 1938/2017 Masehi,” ucap Widadi Nur Widyoko.

Turut hadir dan sekaligus memberikan Dharma Wacana Pembimbing Masyarakat Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menekankan arti penting hari raya Nyepi adalah pengendalian diri.

“Mari kita semua belajar untuk mengendalikan diri, pengendalian  pikiran, ucapan dan tindakan kita, yang tidak hanya sebatas slogan tetapi dijadikan bagian dari kehidupan kita sehari-hari,” kata I Dewa Made Artayasa.

“Seperti halnya Tema Nasional perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939 adalah Jadikan Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI diharapkan memberikan penguatan toleransi dan bela negara bagi umat Hindu  dalam menjaga NKRI,” imbuhnya. (jks/gt)