Farhani : Nasib Belum Tentu Mengikuti Nasab

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama mutlak diperlukan untuk menambah pengetahuan serta penyemangat kinerja kita dalam melayani umat.

Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Farhani dalam pembinaan ASN di jajaran kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang di Aula Kantor, Kamis (15/6).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Seksi/ Penyelenggara, Pengawas, Kepala Madrasah, Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh serta pegawai satu atap Kankemenag Kab. Semarang.

Dalam kesempatan tersebut, Farhani mengajak kepada segenap ASN di jajaran Kementerian Agama untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, meski dalam suasana Ramadan.

“Ramadan jangan sampai menurunkan kinerja kita sebagi ASN. Justru dengan Ramadan, kita harus berupaya sepenuh hati dan ikhlas dalam memberikan bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.

Sebagai Kementerian/ Lembaga yang punya capaian kinerja terbaik ke-3, mempunyai anggaran terbesar ke-4 dari seluruh Kementerian/Lembaga yang ada, serta kementerian yang opini BPK-nya Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sudah sepantasnya kita bersyukur menjadi ASN di lingkungan Kementerian Agama.

“Kita wajib bersyukur menjadi bagian dari Kementerian Agama, mengingat di luar sana masih banyak orang yang bermimpi menjadi ASN khususnya di Kemenag,” lanjutnya.

Dalam hal ini, Farhani menerangkan bahwa di Kementerian Agama-lah pelayanan umat sejak lahir sampai meninggal menjadi prioritas pelayanan utamanya. “Sekali lagi kita wajib bersyukur, karena nasib baik belum tentu mengikuti nasab yang baik sekalipun,” terangnya.

Selanjutnya menyinggung fenomena maraknya pergaulan bebas dikalangan pelajar, sebagai orang tua, kita diminta untuk berusaha membendung hal tersebut dengan menyekolahkan anak-anak kita ke madrasah.

“Dengan menyekolahkan anak-anak kita ke madrasah, Insya Allah lulus MI anak kita sudah bisa baca Al-Qur’an. Lulus MTs, anak kita akan berani pegang mic untuk adzan dan lulus Aliyah, anak kita akan berani memberi khutbah dihadapan jemaah,” harapnya.

Tak lupa kepada segenap guru madrasah, Farhani berpesan agar setiap guru di madrasah selalu berupaya meningkatkan kompetensi kepribadiannya menjadi insan yang lebih baik di mata masyarakat.

“Guru itu identik sosok yang bisa di gugu dan ditiru. Meski sudah pensiunpun, masyarakat masih memanggil dengan panggilan pak guru dan bu guru. Maka, jangan sampai seorang guru tidak memiliki kepribadian yang baik,” imbuhnya.

Adapun untuk segenap kepala KUA dan penghulu yang hadir, Farhani juga mengingatkan untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun.

”Jangan menerima uang selain 600.000 dan jangan coba memanipulasi peristiwa nikah, sebab saya tidak segan-segan menon job-kan pegawai yang terbukti menerima gratifikasi dalam bentuk dan desain apapun,” tegasnya.

Di akhir pembinaanya, Farhani mengajak kepada segenap ASN di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Semarang untuk memaknai segala perbedaan yang ada sebagai anugerah agar kita saling mengenal, dan tolong menolong dalam kebaikan.

“Perbedaan adalah sunatulloh yang harus kita jadikan Rohmatan Lil Alamin,”pungkasnya. (shl/gt)