Tarawih bersama, anak harus diawasi dalam penggunaan gadget

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) gelar tarawih bersama, bersama pejabat Muspika Kecamatan leksono Senin (13/6) di Masjid Baiturrahman Desa Timbang. Camat Leksono Agus Fajar Wibowo dan Kapolsek Leksono AKP Wahyudi turut membersamai.

Selain melaksanakan trawih, Pejabat Kemenag, Camat, dan aparat penegak hukum yang hadir, menyampaikan berbagai isu terhangat yang belakangan menyeruak. Satu hal paling mencolok ialah tentang bahaya pengaruh teknologi global bagi anak.

Harus diakui, hadirnya internet ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya tentu sangat mempermudah komunikasi ketika digunakan oleh orang yang tepat dan digunakan dengan bijak. Madlaratnya ternyata tak kalah banyak. Terlebih jika dipakai anak-anak tanpa pengawasan orang tua yang cukup.

Hal itu disampaikan oleh camat Leksono saat memberi sambutan pembuka usai tarawih. Ia lantas melanjutkan, perkembangan zaman dan tekhnologi yang begitu cepat, sedianya harus disikapi dengan bijak. Termasuk, peran orang dalam pengawasannya terhadap anak.

“Sekarang anak-anak kita terkesan pendiem. Lebih suka menyendiri di dalam kamar. Beda dengan dulu. Tapi sebagai orangtua jangan lantas terlena. Aktifitas di dalam kamar apalagi pegang gadget tidak selamanya berarti positif,” katanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya mendidik anak pentingnya interaksi sosial. Jangan sampai, hadirnya sosmed justru menghilangkan kontak sosial anak. Baik dengan keluarga, sanak saudara maupun masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh Kapolsek Leksono, AKP Wahyudi. Penuturannya, pendidikan keagamaan model di kampung-kampung, dengan mengaji di Madin, di rumah rumah penduduk harus kembali digalakkan. Hal itu dinilainya ampuh untuk mengurangi dampak negatif hadirnya sosmed.

“Jangan sampai anak-anak kita lupa dengan tetangga kita. Tidak kenal dengan teman sebayanya di kampung. Dengan mengaji di Madin sore hari, saya pikir cukup untuk mengajak anak kita untuk berinteraksi sosial, orang tua harus ikut mendukung,” katanya mengkritisi penggunaan sosmed yang berlebihan belakangan ini.

Selain itu, sambung dia, pemahaman kegamaan yang kuat bakal menjadi benteng anak untuk tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. “Menurut saya, kunci moral anak, ada di keimanan dan ketakwaan. Jika anak dibekali ilmu agama dengan baik. Saya yakin kemungkinan anak untuk terjerumus ke hal negatif menjadi sangat kecil,” pungkasnya.(humas/af)