Penjual Es Keliling Asal Wonogiri Naik Haji

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Menunaikan Ibadah haji ke Tanah Suci merupakan satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim. Namun untuk rukun Islam kelima itu, tidak semua muslim berkesempatan melaksanakannya.

Ada yang gagal berangkat lantaran meninggal dunia saat menunggu antrean porsi jamaah haji yang semakin panjang setiap tahunnya. Tak sedikit pula yang tidak memiliki biaya untuk mendaftarkan diri.

Namun tidak ada hal yang tidak mungkin selama ada niat dan usaha. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan ibadah haji bukan menjadi penghalang seorang Muslim yang tidak memiliki pekerjaan mentereng dan harta berlimpah untuk menjalankannya.

Seperti yang dialami Paiman Karso Wiyono (70 th),  calon jamaah haji yang tergabung kloter 35 SOC ini  selama puluhan tahun menabung hasil berjualan es keliling, mulai memikul dagangannya, ganti gerobag dorong sampai terakhir mnggunakan sepeda motor. Yang bersangkutan belamat di  Keloran, Selogiri,  Wonogiri.

Di temui di sela-sela keberangkatan ke Asrama Haji Donohudan Senin pagi, (07/08), Paiman Karso Wiyono menyampaikan bahwa mendaftar sebagai calon jemaah haji bukan perkara mudah. Untuk mendapatkan jatah kursi saja, Paiman beserta istri harus punya uang puluhan juta. Beruntung, dia sudah menyisihkan sebagian pendapatannya selama puluhan tahun. Begitu tabungan cukup, dia mantapkan diri mendaftar sebagai calon jemaah haji.

Sedangkan menurut Ka. Kankemenag Wonogiri Drs. H. Subadi, MSI mengatakan bahwa Ibadah haji sejatinya adalah panggilan. “

“Tidak peduli seseorang kaya atau miskin. Saat panggilan itu tiba, semua akan terjadi”, tukasnya

Selain itu menurut H. Subadi ukuran ibadah haji adalah bukan karena kekayaan, jika demikian  maka seluruh orang kaya sudah melaksanakan rukun Islam ke lima ini, faktanya banyak orang kaya yang belum menunaikan haji tetapi tidak sedikit orang yang kurang kaya yang sudah berangkat haji.

Ibadah haji merupakan ibadah yang diwajibkan oleh orang yang mampu. Kriteria mampu ini mencakup bukan hanya mampu dalam hal fisik dan materi, namun juga mampu dalam hal mental termasuk niatan yang kuat untuk melaksanakannya.

Keteguhan niat ini perlu dimiliki oleh seluruh orang yang akan menjalankan ibadah haji karena menurut Ka. Kankemenag, ibadah haji adalah merupakan salah satu ibadah yang memiliki keistemewaan dan kekhususan tersendiri yakni ibadah yang di wajibkan sekali seumur hidup bagi setiap muslim dan muslimat yang mampu dan memenuhi segala persyaratan.

“Rukun Islam yang kelima ini memang istimewa. Ibadah haji bukan sekedar hitungan matematika, dengan kalkulasi ongkos naik haji jutaan, sehingga tidak jaminan yang kaya bisa berangkat seperti yang  dialami Bapak Paiman” jelas Ka. Kankemenag .

Selain itu di beliau juga berpesan kepada jamaah calon haji  untuk  manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya dengan memperbanyak membaca doa dan dzikir baik bacaan talbiyah, takbir dan amalan  sunnah lainnnya serta memperbanyak berdoa khususnya di tempat-tempat mustajabah baik di Mekkah maupun Madinah, sehingga sekembalinya dari tanah suci dapat menyandang haji yang mabrur. (Mursyid_Heru/wul)