Pernyataan Sikap Terkait Konflik Kemanusiaan Rohingya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung –  Rasa empati dan solidaritas atas tragedi konflik kemanusiaan terhadap Rohingya di Rakhine, Myanmar di wujudkan dengan pernyataan sikap dari Walubi dan tokoh agama (diwakili ketua FKUB) yang menyatakan mengecam kekerasan kemanusian di Rohingya Myanmar dan menyatakan bahwa kerusuhan Rohingya bukan kerusuhan agama.

Hadir dalam pertemuan itu  Bupati Temanggung bersama FKPD, FKUB, tokoh agama, tokoh masyarakat, MUI, Walubi, organisasi kepemudaan dan OSIS  dan tidak ketinggalan dari Kementerian Agama diwakili  Kasi Bimas dan Penyelenggara Buddha, Rabu (6/9) bertempat di Pendopo Jenar, Hadir kurang lebih 150 orang.

Ketua FKUB, H. Faizun, BA mengatakan kegiatan ini sebagai wujud suport dan reaksi yang cepat warga Temanggung atas kejadian di Rohingya Myanmar, sekaligus untuk menyikapi adanya rencana Aksi Bela Rohingya di Candi Borobudur yang dikhawatirkan apabila tetap dilaksanakan dapat mengganggu aktifitas keagamaan disana.

Lebih lanjut dikatakan setiap agama itu memiliki aturan, jadi minoritas-mayoritas hendaknya saling menghormati dan  jangan saling menyinggung. Dari mulai saya keliling di jawa maupun beberapa propinsi lainnya setiap kejadian konflik yang berkaitan  dengan agama pasti didahului oleh ketersinggungan. Beruntungnya kita di Indonesia ini sudah terbiasa tumbuh dengan toleransi.

“Maka kejadian di Rohingya Myanmar hendaknya kita sikapi dengan sabar, mari kita doakan agar pemimpin mereka sadar namun tidak perlu mendatangi aksi-aksi pengumpulan massa yang dikhawatirkan menimbulkan banyak mudhorotnya,” tuturnya.

Sementara itu Bupati Temanggung, Bambang Soekarno menghimbau kepada seluruh warga Temanggung melakukan aksi unjuk rasa. Menurutnya apabila ada niatan seperti  itu di khawatirkan akan membahayakan kerukunan umat beragama yang sudah terjalin dengan baik selama ini, bisa jadi disana ada intrik-intrik atau provokasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab yang akan menyebabkan kerugian di internal kita sendiri yaitu masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan  masyarakat Kabupaten Temanggung.

“Kami berharap pernyataan sikap bersama sebagai wujud nyata kita menjaga kerukunan umat beragama yang selama ini baik dan harmonis, jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak- pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.

Ia menambahkan rasa solidaritas saudara muslim yang di Myanmar, kita bisa tampilkan dengan membantu doa agar masalah disana cepat selesai dan materiil itu salah satu wujud nyata bantuan kepada  saudara kita yang kesusahan,” imbuhnya.

“Mari kita menjaga perbedaan ini atau yang biasa kita sebut toleransi sehingga kerukunan dan keamanan di negara kita tetap terjamin dan salurkan aspirasi pada jalurnya,” pungkasnya.(sr/Af)