Alumnus MTs Negeri Slawi Ikuti Pertukaran Pelajar ke Belanda

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Slawi –  Alumnus MTs Negeri Slawi Tahun Pelajaran 2011/2012, Vita Zahrah Safitri, yang sampai dengan saat ini masih aktif menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menjadi salah satu dari lima mahasiswa yang mendapatkan kesempatan mengikuti pertukaran pelajar ke Belanda, tepatnya di Fontys University of Applied Sciences, Eindhoven.

Kegiatan yang didukung melalui beasiswa Pemerintah dan Fakultasnya itu dilaksanakan selama dua minggu, terhitung mulai 1-15 Oktober 2017.

Kesempatan tersebut ia dapatkan setelah menyisihkan sekian puluh peserta dengan mengikuti beberapa tahap seleksi, mulai dari seleksi essay atau karya tulis, administrasi, hingga wawancara. Semua tahap ia lalui dengan penuh keyakinan bahwa dirinya pantas untuk dipilih.

Ketika dihubungi Tim Jurnalistik MTs Negeri Slawi melalui platform media sosial, WhatsApp Messenger pada Jum’at (13/10) pukul 02:30 dini hari waktu setempat, atau pukul 08.30 WIB. Ia mengungkapkan perasaannya ketika terpilih.

“Perasaan setelah terpilih, yang jelas campur aduk. Karena, kok bisa yah, kenapa yah. Seneng sih pasti, bersyukur, terus langsung telepon orang tua. Berterima kasih. Gitu aja sih.” jelas Vita.

Karena menurutnya, berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu jalan untuk menggapai mimpinya selama ini. Ditambah dengan lebih mendalami belajar terutama Bahasa Inggris.

“Banyak-banyaklah belajar, belajar bukan hanya dalam artian baca buku terus. Konsentrasi terus di kelas, Bukan, bukan itu, belajar itu bisa dari mana saja. Yang penting tinggal individunya saja memaknai belajar itu yang bagaimana,” tegasnya.

Selama menetap di Tilburg, Kota kecil di Belanda yang berdekatan dengan Belgia. Ia menceritakan, disana lebih banyak dihabiskan untuk mengikuti jadwal kuliah. Namun ketika waktu-waktu tertentu ada culture program atau program budaya.

“Program budayanya itu semacam Ekskursi. Darmawisata. Belajar tentang histori, dan kita harus bikin report. Misalkan kita belajar tentang Perang Dunia (PD) ke-II. Kita ekskursi ke tempatnya Anne Frank. Belajar disitu, mendalami sejarahnya,” tambah Vita.

Di akhir perbincangan, Vita menitipkan pesan kepada adik-adik kelas. Bahwa untuk meraih sebuah prestasi itu tidak mudah. Selalu ada kegagalan yang mengiringi. Jadi, jangan menyerah.

“Yang jelas, terus semangat. Dan selalu ingat, bahwa kamu adalah  orang yang beruntung bisa mendapatkan pendidikan. Karena masih banyak orang di Indonesia khususnya, yang ga bisa sekolah, yang ga bisa pakai baju seragam, yang ga bisa dapat buku. Jadi jangan sia-siakan kesempatan yang kamu dapatkan ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Khaeroni, Guru Bahasa Inggris Vita selama menempuh pendidikan di MTs Negeri Slawi mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya ketika salah satu anak didiknya mendapat beasiswa program pertukaran pelajar ini.

“Sangat senang dan bangga tentunya. Dan memang si Vita ini, ketika saya ajar di kelas IX itu, memang dia orangnya aktif dan pintar ya. Sering kadang-kadang saya ajak komunikasi dalam bahasa inggris. Karena memang dia minat belajarnya tinggi,” ungkap Khaeroni ketika ditemui di meja kerjanya, Senin (16/10).

Khaeroni menambahkan, bahwa Vita memang pantas mendapatkan hasil tersebut, karena memang mau mempraktekkan Bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional.

“Pesan Buat Vita, teruslah belajar, tingkatkan terus kemampuan bahasa Inggrisnya. Karena Bahasa Ingrris adalah Bahasa yang Universal. Internasional. Yang sangat penting untuk mada depan kamu. Baik nanti ketika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun ketika masuk ke dunia kerja,” pintanya. (akb/za/rf)