Upgrade Kompetensi Terkait Kurtilas Revisi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Slawi – Regulasi Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pembaharuan Kurikulum 2013 (Kurtilas) menjadi Edisi Revisi 2017, menuntut lembaga pendidikan miliki guru-guru yang mumpuni di bidangnya. Hal ini menginisiasi Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MTs Kab. Tegal adakan Workshop Implementasi Kurikulum 2013, Selasa (5/12).

Sedikitnya 75 delegasi dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kabupaten Tegal menjadi peserta kegiatan itu. Mereka adalah Wakil Kepala (Waka) Madrasah Bidang Kurikulum atau yang mewakili. Hadir pula, Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kab. Tegal Akhmad Farkhan, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kankemenag Kab. Tegal Banu Hamdan, Pengawas Madrasah Ngadiman dan Mahfudh, serta Ketua KKG MTs Khosiin.

“Meskipun sarana dan prasarana terbatas, buku-buku penunjang, tenaga ahli juga belum banyak, kita harus tetap profesional dalam tugas kependidikan. Sehingga tujuan menjadi “Madrasah Hebat” sebagaimana dicanangkan Kementerian Agama RI dapat tercapai,” kata Khosiin menyulut semangat para peserta.

Menurutnya, pendidikan yang berhasil dimulai dari kemampuan menerapkan kurikulumnya. Ia berharap lewat acara ini peserta akan terbekali dan ter-upgrade. Lebih dari itu, ia mengimbau agar peserta yang mengikuti pelatihan nantinya menularkan ilmu kepada rekan-rekan di madrasah masing-masing.

Acara yang terselenggara di Gedung Muslimat NU Kab. Tegal itu membahas lima materi, yaitu Kebijakan Kurtilas, Perubahan Mindset Rasionalisasi, Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill), Penggunaan Media Pembelajaran, dan Penilaian Berbasis Kurtilas.

Akhmad Farkhan berpesan, agar guru mampu memetakan dan mengembangkan murid sesuai potensinya masing-masing. “Kitalah yang akan mencetak dan menentukan generasi kedepan. Kurtilas adalah salah satu cara pada pendidikan formal untuk menyukseskan itu,” seru Farkhan.

Embrio dari metode ini adalah CBSA, yaitu Cara Belajar Siswa Aktif, tentunya dengan kontrol dan pengarahan guru. Ringkasnya, kurikulum dan guru yang hebat mutlak diperlukan. (gap/rf)