Nilai Moral Siwaratri, Embrio Kerukunan Umat Beragama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten (Inmas) – Umat Hindu di Jawa Tengah merayakan Siwaratri, hari perenungan doa yang dilakukan tiap setahun sekali. Perayaan Siwaratri Prov. Jawa Tengah digelar di Pelataran Candi Merak, Karangnongko Kab. Klaten (15/1) diikuti oleh seluruh umat Hindu di Jawa Tengah. Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Biro Kesra Prov.Jawa Tengah yang mewakili Gubernur, Sekretaris Daerah Kab.Klaten, Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Agama Katholik  Kanwil Kementerian Agama Prov. Jateng yang mewakili Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah, Pembimas Agama Hindu Kanwil Kemeterian Agama Prov. Jateng, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Klaten, Pengurus PHDI Pusat dan PHDI Kab. Klaten serta Forkompinca Kecamatan Karangnongko Klaten.

Perayaan Siwaratri yang dimulai dengan upacara pemujaan yang berdoa untuk memohon keselamatan terasa sangat khidmat. Siwaratri mempunyai nilai moral, yaitu unsur instospeksi diri.

“Nilai moral yang dikandung dalam perayaan Siwaratri adalah introspeksi diri, karena  dengan introspeksi diri dapat memupuk rasa ngelenggangani atau legowo sehingga dengan segala kerendahan hati mau mengakui kesalahan dan kekurangan diri sehingga ada usaha untuk terus memperbaiki diri dan bermafaat untuk sesama,”  kata Pembimas Agama Katholik Kanwil Kementerian Agama Prov. Jateng, Sulardi dalam membacakan sambutan Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jateng.

Melalui nilai moral siwaratri diharapkan dapat membangun kerukunan dalam perbedaan pada kehidupan yang penuh dinamika sosial. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini dengan kemajuan teknologi yang bisa memberikan manfaat atau bahkan dapat mnyebabkan banyak kerusakan.

“Penjajahan dan penjarahan oleh benda segenggaman  tangan atau yang disering disebut handphone saat ini sudah terjadi,” ujar Sulardi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sebaran berita hoax apalagi yang mengangkat isu keagamaan akan dapat menimbulkan friksi-friksi di kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Mari kita sikapi hal tersebut dengan sikap dewasa, eratkan tali persaudaraan, perkuat kerukunan karena kita sauadara,” ajak Sulardi.

Perayaan sirawatri mengajarkan umat Hindu untuk selalu mawas diri dan dapat menjaga kerukunan. Umat Hindu diharapkan dapat menjadi agen kerukunan pada semua aspek kehidupan bermasyarakat.

“Kerukunan bisa tercapai karena adanya harmonisasi kerukunan intern umat beragama, antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintahnya, karena hanya dengan tiga pilar kerukunan inilah yang menjadi  modal untuk membangun bangsa dan negara,” papar Sulardi.

Perayaan siwaratri hendaknya bisa merefleksikan umat Hindu yanng mempunyai nilai, manfaat dan nilai guna terhadap sesama. (Wul/Wul)