Agus Seri : Disamping Tradisi, Imlek Menuju Nuansa ke Indonesiaan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal – Tahun Baru Imlek dirayakan dengan berbagai macam tradisi serta budaya yang dilakukan umat Khonghucu pada setiap tahunya. Tradisi yang paling umum adalah berkumpul bersama keluarga dan pesta kembang api serta jamuan makan malam, seperti yang dikatakan Kasubbag TU KanKemenag Kota Tegal, Agus Seri pada Minggu malam (25/02) di Hotel Shangri-LA Sand Tegal.

Selain itu ada sebuah budaya atau tradisi yang berdasarkan mitos yang konon diyakini warga Khonghucu, seperti memberi angpao, dilarang bersih-bersih, mengusir nian dan lain sebagainya.

Memberi angpao merupakan sebuah tradisi yang dilakukan warga Khonghucu, khususnya di Kota Tegal dalam bentuk amplop berisikan uang yang biasanya diberikan pada anak-anak. Uang tersebut dianggap sebagai uang keberuntungan, “kata Agus.

Mengenai dilarang bersih-bersih, lanjut Agus terutama pada rumah sebelum merayakan Tahun Baru Imlek, diyakini warga Khonghucu  jika dilakukan akan membuang semua keberuntungan di rumah itu.

Sedangkan tradisi mengusir nian adalah sebuah mitos yang dipercaya bagi mereka untuk mengusir mahluk jahat dengan cara menaruh makanan di depan pintu, hal tersebut dilakukan agar pada hari pertama Imlek mahluk jahat tersebut tidak mengambil anak, harta dan juga rezeki yang lain.

Sementera itu, mengenai perayaan Tahun Baru Imlek di Hotel Shangri-LA Sand Tegal, betul-betul bernuansa ke Indonesiaan, disamping berbagai aktivitas sosial seperti : memberi bingkisan kepada petugas kebersihan jalan yang merupakan pekerja harian lepas Pemkot Tegal, juga umat Khonghucu diiringi umat seluruh agama di Kota Tegal, dari mulai Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha secara bergantian mengucapkan “Selamat Hari Raya Imlek," terangnya.

Perayaan yang paling berkesan  pada pertemuan tersebut adalah kentalnya Kerukunan Umat Beragama di Kota Tegal.

Disamping itu, kesan selanjutnya bahwa umat Khonghucu ternyata memiliki sebuah sikap yang dinyatakan dalam sebuah deklarasi “NKRI harga mati," untuk seluruh Majlis Agama se Kota Tegal, kemudian ditutup dengan deklarasi Pilkada Damai 2018, “pungkasnya.(IM/rf)