Berbagi menjadikan Hidup Lebih Berarti

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tuntang (Buddha) – Perasaan empati terhadap permasalahan/ kesukaran yang dialami pihak lain merupakan salah satu dari praktek dharma. Wujud dari praktik empati ini adalah kesediaan membantu pihak lain yang sedang mengalami kesulitan.

Meskipun masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya, tetapi banyak juga umat Buddha yang telah berkecukupan secara materi dan gemar melaksanakan dana.

Salah satu praktek berdana yang menjadi praktek pertama dalam melakukan ajaran Buddha dilaksanakan oleh para donatur dari Vihara Avalokistesvara Provinsi Banten di tiga vihara bagian dari vihara-vihara di  Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali. Kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan dengan pemberian bahan pokok kepada umat atau warga kurang mampu.

Kegiatan Baksos yang dihadiri oleh sekitar 1.000 umat Buddha dan warga umum ini dilaksanakan di Vihara Dharmasasana dan Vihara Mogalana  wilayah kabupaten Semarang, dan Vihara Nagasena wilayah Kabupaten Boyolali. Minggu (04/02). Turut hadir dalam kegiatan ini Sutarso selaku Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Jateng, Bhiksuni Nyanasanti, Leopanajaya selaku ketua panitia Baksos beserta rombongan dan Pujianto selaku tokoh umat Buddha di kabupaten Semarang.

Sutarso mengucapkan terima kasih atas perhatian dan sumbangsih para donatur yang telah menyelenggarakan acara bakti sosial.

“Kami selaku pembimbing masyarakat Buddha mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas bantuan dari para donatur yang berasal dari Vihara Avalokistesvara Tangerang untuk umat Buddha maupun warga di Jawa Tengah,” ucap Sutarso.

“Memberi bantuan materi kepada yang membutuhkan merupakan praktik dharma termudah, namun meski dikatakan mudah faktanya banyak diantara kita yang belum mampu melaksanakan praktik dana tersebut” tegasnya.  Sutarso memuji praktik dharma yang telah dilakukan oleh umat Buddha dari Tangerang, karena mereka telah berkesempatan berada di Jawa Tengah untuk melakukan bakti sosial.

Sutarso juga menjelaskan bahwa dalam upaya memupuk keimanan dan praktik ajaran Buddha dapat dilakukan melalui praktik dana. Apalagi dana yang diberikan tersebut memang tepat pada sasaran, akan mendukung perolehan timbunan kebajikan, sehingga banyak memperoleh manfaat dan kesejahteraan  bagi yang melaksanakan.

Diakhir sambutan Sutarso berpesan bahwa menolong orang lain yang membutuhkan adalah kewajiban kemanusiaan, ketika kita banyak memperoleh kesempatan menolong sesama maka segeralah melakukan perbuatan tersebut, tanpa perlu menunggu waktu atau menunggu saat sudah sukses. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk memupuk kebajikan sebanyak-banyaknya adalah salah satu ciri dari kebijaksanaan yang telah tumbuh didalam diri manusia. (siswanta/gt)