Pinandita Harmonisasi Keumatan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

(Bimas Hindu) Klaten. Peradaban dan perkembangan manusia sudah dari jaman Kertayuga, Tirta Yuga, Dwapara Yuga, Kali Yuga, menurut ajaran Hindu. Sesuai perkembangan jaman memiliki berbagai perubahan dan perilaku manusia. Jaman sekarang ini yang disebut jaman Kali Yuga merupakan jaman yang penuh dengan berbagai perilaku kehidupan manusia sehingga banyak hal yang terjadi dimasyarakat sering disebut dengan jaman NOW. Pada kesempatan ini saya mengajak untuk kita bijak dalam melaksanakan kegiatan ritual agama yaitu dengan Pinandita Sebagai Pelopor kehidupan beragama lebih harmonis, karena generasi sekarang tidak sama dengan generasi jaman dahulu yang menempatkan pada ritual keagamaan sebagaian yang sangat sakral. Demikian disampaikan I Dewa Made Artayasa dalam Sarasehan Pinandita/Pemangku Se-Soloraya dan Daerah Istimewa Yogyakarta (18/2).

 

Lebih lanjut I Dewa Made Artayasa menyampaiakn bahwa di era sekarang ini, untuk kebutuhan banten upacara sangat penting karena Acara, yang tercermin dalam kegiatan praktis sebagaimana menunjukkan rasa bhakti dan kasihnya kepada Hyang Widhi Wasa Atmanastusti, mengantarkan umat mencapai kebahagiaan rokhani. Jadi tidak harus besar dan megah, apalah artinya kemegahan dengan menghabiskan banyak dhana tapi tidak dilandasi oleh prinsip yajnya yang telah tetuang pada susastra Veda sebagai pengetahuan suci.

Kegiatan yang dilaksankan di Gedung Parisada Hindu  Dharma Indonesia Kabupaten Klaten , Desa Karanganom Klaten Utara di ikuti oleh 100 Pinandita dan Pemangku Se-Soloraya dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan narasumber dalam saresehan  Dari Dharma Adhiaksa Pusat yang diwakili oleh Ida Pandita Rsi  Agnijaya Mukthi, serta dari Sapta Rsi yang di wakili Romo Wiku Satya Dhama Telabah dan Romo Rsi Bahudanda Sajiwo Putra Telabah, acara dibuka oleh Ketua Parisada Hindu Dharama Indonesia Provinsi Jawa Tengah I Nyoman Surahata.

Pentingnya pemahaman nilai sastra ajaran tentang Upacara keagamaan dengan  sarana banten sebagai bentuk korban suci, maka kegiatan sarasehan hari ini sangat bermakna untuk pemahaman para Pinandita dan Pemangku  ujar  I Nyoman dalam sambutan pembukaan sarasehan.

Sebagai Wakil Dharama Adhiaksa Ida Pandita Rsi Angijaya Mukthi dan dari Sapta Rsi baik Romo Wiku maupun Rsi Bahudanda menyampaikan tuntunan upacara sudah dijelaskan dalam Weda yaitu adanya Banten Upacara untuk Kepada Yang Maha Kuasa yang dilambangkan dengan Dhaksina, Kepada mahluk hidup alam semesta dengan sesayut dan yang terakhir untuk para bhuta kala yaitu dengan sesaji pencruan yang diletakan dibawah.

Ketua panitia Sugiman menaruh harapan besar pada kegiatan Sarasehan Ini kepada para Pinandita dan Pemangku dapat melaksnakan kegiatan upacara keagamaan sesauai dengan ajaran pokok kepinanditaan dan kepemangkuan  sehingga tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru, dari hasil sarasehan ini akan dibuatkan hasil rumusan bersama tentang sesaji/banten upacara. (Triwahonogol/bd)