DDTK Revolusi Mental Diharapkan Mampu Membawa Perubahan Signifikan di Lingkungan Kerja

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Gerakan Revolusi Mental diharapkan tidak berhenti pada perubahan pola pikir dan sikap kejiwaan saja, tetapi harus diikuti dengan perubahan kebiasaan, dan pembentukan karakter yang menyatukan antara pikiran, sikap, dan tindakan sebagai suatu integritas. Implementasinya, tidak boleh dilakukan dengan pendekatan vertikal, tetapi horizontal dalam bingkai semangat meningkatkan etos kerja dan gotong-royong.

Sehingga kegiatan Diklat Revolusi Mental ini merupakan perwujudan bukti dukungan Kemenag terhadap kebijakan pemerintah yang sangat mendorong terwujudnya “Revolusi Mental”. Gerakan revolusi mental diharapkan seluruh aktivitas aparatur pemerintah termasuk di dalamnya ASN Kementerian Agama didasari oleh nilai-nilai revolusi mental. Hal ini akan tercermin dari pelayanan publik yang makin baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan stabilitas nasional yang mantap sebagai modal pembangunan nasional.

Hal tersebut di tegaskan Ka. Kankemenag Wonogiri, H. Subadi dalam acara pembukaan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Revolusi Mental kerja sama balai Diklat keagamaan Semarang dengan Kankemenag Wonogiri, Senin (05/03). DDTK tersebut dilaksanakan selama 6 hari ( 5 – 10 Maret 2018) di RM. Alami Sayang Wonogiri yang di ikuti 40 ASN di lingkungan Kankemenag Wonogiri.

Ka. Kankemenag berharap Selama mengikuti diklat mereka akan digembleng dan dibimbing agar memiliki sikap mental yang sesuai dengan gerakan revolusi mental. Sehingga diharapkan usai diklat mereka akan mampu membawa perubahan signifikan di lingkungan masing-masing.

"Bagi ASN yang mengikuti Diklat Revolusi Mental kami harapkan bisa, membawa perubahan signifikan di lingkungan kerja masing-masing, meningkat etos kerja dan dedikasi serta kualitas kinerja juga meningkat" Tegas Subadi

Beliau mengajak ASN lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri untuk mengubah cara kerja yang tadinya pesimis menjadi optimis, pasif menjadi aktif, mengeluh menjadi memberi solusi.

Sedangkan Widyaiswara dari  Balai Diklat Keagamaan Semarang, H. Sholihin menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya proses pelaksanan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama yang dipengaruhi oleh wawasan pendidikan, kemampuan, keterampilan dan sikap pegawai dalam mengoptimalkan semua aset dan sumber potensi yang ada.

Sehingga melalui kegiatan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Revolusi Mental diharapkan potensi pegawai di lingkungan Kementerian Agama dapat ditingkatkan kemampuan dan kompetensinya secara professional agar lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam mengembangkan mutu dan prestasi kerja pada satuan kerja/ unit kerja masing- masing.(mursyid_heri/Wul)