Kankemenag Wonosobo : Guru Futuristik dengan Metode Maximum Thinking

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Era globalisasi membuka akses seluas-luasnya kepada manusia untuk mendaptkan informasi. Ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi, memudahkan kita dalam segala hal. Tanpa kita sadari, era ini ibarat pisau bermata dua. Satu sisi mampu memudahkan kita, tetapi satu sisi menjadi petaka bagi kita yang belum siap menerimanya.

Hal itu membawa dampak signifikan di segala sektor, termasuk pendidikan. Pasalnya, pendidikan adalah sektor yang didapuk mempersiapkan SDM supaya siap untuk bersaing. Karena ketatnya persaingan era globalisasi memungkinkan kita bersaing dengan orang di luar negeri.

Fenomena fersebut, tak heran banyak yang merasa resah. Keresahan yang sama juga di rasakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo. Dalam kesempatan saat menjadi pembina apel pembukaan HUT ke-50 MAN 2 Wonosobo, M. Thobiq mengajak keluarga besar MAN 2 Wonosobo bisa menyikapi keresahan tersebut. Tentu, dengan memanfaatkan kemajuan tegnologi informasi sebagai pengembangan diri, terutama bagi siswa-siswi MAN 2 yang notabennya termasuk Kids Jaman Now. Rabu (21/03).

“Di era ini globalisasi, pendidikan harus mampu mempersiapka generasi untuk masa yang akan datang. Karena persaingan di masa depan semakin ketat. Tanpa dibekali SDM yang mumpuni sulit untuk bersaing di era ini. Kompetitor kita tak melulu teman sebangsa kita, melainkan saudara kita di luar negeri. Kita dituntut berpengetahuan luas, kreatif dan inovatif,” tutur M. Thobiq.

Pihaknya juga menghimbau kepada keluarga besar MAN 2 Wonosobo untuk menjadi guru jaman now dan peserta didik jaman now. Menurutnya kita harus mampu berkolaborasi untuk menyiapkan generasi emas, yaitu generasi yang sadar dengan tegnologi, tetapi memiliki benteng moral yang kuat.

“Guru jangan menakutkan, apalagi guru Agama harus bisa membangun mental anak-hal ini sesuai dengan arahan Menteri Agama bahwa mental anak yang berteknologi moderat, memberikan solusi yang baik bagi perkembangan anak. Bisa-bisa – dengan Guru berkomunikasi verbal yang baik kepada siswa serta tidak gagap teknologi, agar mampu mengimbangi gaya komunikasi siswa yang telah familiar dengan komunikasi gadget canggihnya” tambahnya.

Di akhir sambutanya, beliau memekikan yel-yel menteri agama. Mengakhiri sambutannya, beliau menutup dengan yel-yel lebih baik Madrasah, Madrasah lebih baik, bersama seluruh peserta apel dengan penuh semangat.(ws/ps/rf)