H-2 Lomba K3M, Tim Pembinaan Lomba Sambangi Masjid Sembungan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Jelang 2 hari sebelum lomba Kebersihan Keindahan dan Kemakmuran Masjid ( K3M) ke-9 tahun 2018 berakhir, Tim Penilaian Pembinaan Masjid sambangi salah satu Masjid yang berada diantara objek wisata dan dataran tinggi dieng yakni masjid Baitullah Raudhatul Mutaqim pada Selasa (03/04) tadi, yang berlokasi di Sembungan, Dieng , Wonosobo

Masjid yang berada di Dataran tertinggi di Pulau Jawa tersebut, telah berdiri kokoh semenjak tahun 1957. Hingga saat ini, saat tim Pembinaan Lomba K3M yang dihadiri oleh DMI (Dewan Masjid Indonesia) Kabupaten Wonosobo, Kepala Kemenag, jajaran penyelenggara zakat syariah Kemenag Wonosobo, camat Kejajar, Polsek Kejajar dan Perangkat Muspika Kecamatan Kejajar, saat menyambangi Masjid tersebut, tidak ada tanda –tanda renyot dan tidak terurus. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa warga disekitar Masjid sangat memperhatikan kondisi bangunan Masjid dan kebersihan masjid meskipun tidak sedang dilangsungkannya lomba K3M.

Dari data yang diperoleh, sejauh ini selain memiliki bangunan Masjid yang kokoh dan megah, warga desa sembungan juga telah mengembangkan potensi warga dibidang keagamaan, terbukti dengan adanya banyak gerakan keagamaan didesa sembungan ini diantaranya yakni Pemuda Pengaman Masyarakat, Rebana, Nasyid, Drum Band Pemuda Sembungan, kelompok kesenian Imo-imo, berbagai macam majlis taklim bapak maupun ibu-ibu, pemuda dll kemudian berkembangnya TPQ, Madin, Kelompok Yasin, kelompok Berjanjen, sehingga hampir full tiap malam warga sembungan sibuk akan kegiatan keagamaan.

Hal itu lantas mendapat perhatian dari Kepala Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo. M Thobiq mengatakan, pihaknya merasa kagum lantaran desa yang sering dibanjiri oleh wisatawan domestik dan mancanegara  tersebut, warganya selain focus untuk mengembangkan potensi wisata juga bisa mengembangkan ranah keagamaan.

“Luar biasa, di era jaman now, banyak orang yang disibukan untuk mengembangkan segala sesuatu yang berbau finansial saja, tapi hal itu berhasil dibantah oleh warga Sembungan. Terbukti warganya dari yang belia, muda hingga tua berbondong-bondong menghidupkan gerakan kekagamaan. Semoga gerakan-gerakan yang dikembangkan oleh warga akan bisa menjadi salah satu tolok ukur kebersamaan dan kekeluargaan yang erat dan berharap agar gerakan tersebut jangan sampai mengalami masa vacum artinya harus aktif setiap saat,”ungkapnya.

Sementara itu, melihat Iklim Keagamaan yang ada di Sembungan tersebut, Ketua Pembina lomba K3M Mahbub mengapresiasi dan megatakan, Masjid yang berada diantara Lokasi Wisata selain harus di rawat dan dijaga kebersihannya juga harus dikembangkan lagi fungsinya.

“Kembali ke Fungsi Masjid, Masjid yang bangunannya megah juga harus diimbangi dengan pemanfaatanya untuk mengembangkan fungsi Masjid. Harapannya, warga Sembungan semakin berantusias untuk menjadikan masjid sebagai tempat keagamaan untuk berlangsung nya ibadah Shalat bagi Umat Islam, kemudian dikembangkan lagi untuk sarana Syi’ar Agama Islam, sarana belajar mengajar atau ngaji dan sebagai sarana untuk bersosialisasi atau Musyawarah Desa dan yang penting lagi harus di optimalkan untuk menjadi pusat sarana peningkatan pendidikan, kesehatan atau perekonomian warga sekitar,” ungkap Mahbub. PS-WS