Kolaborasi 3 Instansi Dalam Seminar Pemulasaran Jenazah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal- Kantor Kementerian Agama Kota Tegal bekerjasama dengan Rumah Sakit Mitra Siaga dan Kantor Kemenag Kabupaten Tegal menggelar Seminar Pemulasaraan Jenazah Dengan Berbagai Kasus, Seperti yang disampaikan salah satu Penyuluh Agama Islam sekaligus sebagai Narasumber pada acara tersebut, Hindun Nuuril Aimmah pada Kamis (26/04) di KUA Kecamatan Tegal Timur.

Selain beliau ada beberapa narasumber yang berasal dari dua instansi lain yaitu, Lutfi Amin (Penyuluh Agama Islam) Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, kemudian dr. Shinta Caesarani, seorang dokter umum dari Rumah Sakit Mitra Siaga.

Terkait dengan pelaksanaan, menurut Hindun, dibagi menjagi tiga tahap, namun ketiga tahap tersebut disepakati pada tempat yang sama. Dimana tahap pertama dilaksanakan pada Hari Kamis, 19 April 2018, tahap ke 2 pada Kamis, 26 April 2018 dan tahap ke 3 dilaksanakan pada Hari Sabtu, 5 Mei 2018.

Ketiga tahap tersebut dilaksanakan dalam waktu yang sama, yaitu pada pukul 08.00 sampai dengan 15.00 Wib, bertempat di Gedung Aula Lantai 3 Rumah Sakit Mitra Siaga.

Jumlah peserta sekitar 250 orang, mereka datang dari berbagai daerah, seperti Pemalang, Bumiayu, Bojong dan masyarakat sekitar Kota Tegal, “mereka sangat antusias mengikuti acara sampai selesai,” ujar Hindun.

Adapun teknis pelaksanaan seminar juga dibagi tiga tahap, dimana tahap pertama dari jumlah peserta  250 orang dibagi tiga kelompok dengan jumlah yang berbeda dari setiap tahap. Tahap pertama jumlah peserta diikuti 50 orang yang terdiri dari para tenaga medis dan karyawan Rumah Sakit.

Kemudian tahap kedua diikuti  80 orang yang terdiri dari masyarakat umum, sedangkan tahap ketiga sekitar 120 orang juga dari masyarakat umum sekitar Kota Tegal, Bojong, Bumiayu dan Pemalang.

Melihat animo masyarakat yang begitu besar untuk belajar perawatan jenazah dengan berbagai kondisi ini, menunjukkan bahwa sudah saatnya masyarakat untuk peduli dan ada kemauan menangani jenazah yàng terjadi di lingkungan sekitar, minimal bisa menangani perawatan jenazah anggota keluarganya sendiri,” terangnya.

Beliau menekankan, dengan belajar yang serius tentang pemulasaran jenazah dari berbagai kondisi mayit, maka kedepan masyarakat tidak tergantung lagi pada pemuka agama atau Lebe saja.

Karena akibat tidak adanya peduli dari kita untuk belajar tentang pemulasaran dan selalu tergantung pada Lebe inilah yang menyebabkan jenazah terlalu lama menunggu penanganannya. Disamping itu kebanyakan para Lebe terutama yang perempuan juga sudah usia lanjut sehingga perlunya bibit pengkaderan.

Lebih lanjut, Hindun menjelaskan, materi yang disampaikan pada acara seminar tersebut antara lain Jenazah dengan kondisi hamil, jenazah dengan berpenyakit menular seperti HIV/Aids, jenazah korban mutilasi, jenazah yang didalam tubuhnya ada susuk pengasihan, kekebalan dan ilmu hitam lainnya.

Disamping itu Juga perlu adanya penanganan bayi aborsi atau keguguran, juga jenazah yang di dalam tubuhnya ada benda2 asing seperti gigi emas, alat kontrasepsi atau pen. Itulah beberapa materi yang disampaikan oleh para narasumber dengan mengulas kasus2 pada jenazah pada kondisi tertentu melalui pendekatan agama dan medis.

Hal  inilah yang mampu menginspirasi kepada kita, bahwa sudah saatnya masyarakat untuk peduli dengan kondisi saat ini, dan Pemerintah juga saatnya memperhatikan para petugas perawat jenazah agar dibekali ilmu dan perlindungan diri  dari terjadinya penularan berbagai penyàkit yang di bawa oleh jenazah yang dirawatnya,” tandas Hindun dengan penuh semangat.

Diakhir acara panitia seminar memberikan sertifikat kepada seluruh peserta yang di legalisasi oleh Kementerian Agama, Beliau berharap semua peserta mampu mengaplikasikan di masyarakat termasuk juga dari pihak Rumah Sakit yang disampaikan Bapak Direktur langsung, dr. Heru Wahyu Setyono, agar setelah Seminar Pemulasaraan Jenazah ini peserta bersedia untuk membantu perawat jenazah yang ada di RS. Mitra Siaga.,” pungkasnya. (IM/rf)