Sertifikasi Pendidik Harus Berbanding Lurus dengan Mutu Pendidikan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Inmas) – Hasil kelulusan PLPG (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru) 2017 Jateng terbanyak se Indonesia, atinya guru di Jawa Tengah memiliki nilai kompetensi yang tinggi. Mengingat ada Provinsi yang tidak lulus sama sekali PLPG 2017.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Suyitno saat menjadi narasumber pembinaan guru lulus sertifikasi tahun 2017 yang dilaksanakan di Hotel Grasia Semarang, Jum’at (27/4). Direktur GTK pun menyatakan apresiasi terhadap jajaran Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah.

“Saya sangat respect terhadap Kanwil Kemenag Jateng dan jajarannya atas pembinaan terhadap guru-gurunya,” kata Suyitno membuka arahannya.

Kegiatan pembinaan guru lulus sertifikasi tahun 2017 merupakan langkah awal Kementerian Agama Jawa Tengah dalam memberi pemahaman terhadap guru untuk meningkatkan profesionalitasnya dan meluruskan kembali orientasi para pendidik tersertifikasi untuk mengedepankan kompetensi mengajarnya bukan semata mengejar tunjangan profesi guru (TPG) yang akan diterima.

“Tahun 2017 menjadi moment kita untuk mengingatkan/ warning dari awal  bahwa sertifikasi harus berbanding lurus dengan mutu,” tandasnya

Menurut Suyitno, tahun 2018 keatas akan ada program reformasi GTK, dimana kedepan bahwa yang mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak harus asli PAI dari fakultas tabiyah, namun bisa dari fakultas syariah untuk mengajarkan fiqh, Ushuluddin  untuk aqidah akhlak dan fakultas dakwah untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan catatan harus di PPG kan dulu selama 1 tahun khusus belajar metodologi pedagogik.

“Artinya lulusan  yang disebutkan tadi sudah punya materi namun belum memiliki metodologi,” jelasnya.

Sejatinya bicara guru tidak lepas dari dari materi dan metodologi.

Tantangan Guru di Revolusi Industri IV

Sekarang tanpa disadari kita sudah memasuki revolusi Industri IV, dimana dengan ditandainya peran manusia yang semakin berkurang sehingga berdampak pada banyaknya pengangguran. Dampak pengangguran tidak bisa dihindari karena semua bergeser ke transaksi berbasis online.

Fenomena tersebut tentunya akan berdampak bagi guru dan Suyitno menambahkan dalam keyakinannya ke depan bisa jadi tidak ada pengangkatan guru lagi karena sekarang sudah aplikasi online pembelajaran salah satunya aplikasi Ruang Guru.

“Sekarang sudah ada aplikasi Ruang Guru  yang didalamnya memuat tentang media pembelajaran, materi pembelajaran, simulasi UNBK sampai dengan simulasi SMPTN. Semuanya sudah tersedia komplit. Kalo semuanya sudah ada di aplikasi tentunya, para siswa besar kemungkinan akan memilih aplikasi tersebut. Inilah tantangan guru di Revolusi IV,” jelas Direktur GTK.

Direktur GTK terus mengingatkan agar guru terus meningkatkan kompetensinya dalam menghadapi tuntutan jaman dimana guru harus kreatif, sadar teknologi dan yang terpenting menempatkan profesi guru bukan hanya hanya semata-mata profesi namun juga merupakan panggilan dari hati. (wul/wul)