Tingkat Kreatifitas Guru RA, IGRA Selenggarakan Lomba Tari Kreasi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Dalam rangka meningkatkan kreatifitas, IGRA (Ikatan Guru Raudhatul Athfal) Distrik Jatisrono Wonogiri menyelenggarakan kegiatan lomba tari  kreasi bagi guru Raudhatul Athfal (RA), Selasa (24/04) di halaman RA Ulinnuha Jatisrono yang di ikuti guru 5 kecamatan.

Menurut Ketua IGRA, Wahyuni kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian peringatan hari kartini tahun 2018, kegiatan lomba tari kreasi di pilih karena tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif serta menumbuhkan intensitas emosional. Tari dapat dijadikan aktivitas rekreasi, terapi, juga dapat menjadi alat ekspresi dan laku estetis, inilah nilainya bagi anak.

Dengan kegiatan tersebut di harapkan guru RA mampu menggali kreasi, kreatifitas mereka sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan profesionalitas mereka dalam mengajar kepada peserta didiknya.

Usia dini menurut Ketua IGRA merupakan masa yang paling tepat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Upaya mengembangkan potensi dapat dilakukan sedini mungkin agar anak berkembang sebagai individu yang cerdas. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah seni tari. Mengingat RA merupakan pondasi pendidikan yang kuat untuk mempersiapkan generasi bangsa yang iman, taqwa, sehat, ceria, peduli lingkungan, kreatif, soleh dan solehah.

“Pada era sekarang ini banyak tarian khususnya tari kreasi baru yang belum sesuai dengan dunia anak-anak. Gerak tari diciptakan untuk anak remaja atau dewasa yang terpaksa dilakukan oleh anak-anak. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya yang maksimal,” tegas Wahyuni

Oleh karena itu IGRA ingin mengembangkan tari kreasi baru yang sesuai dengan perkembangan usia prasekolah dan sesuai dengan dunia anak, dengan mengadakan perlombaan tersebut, tarian yang terbaik akan di jadikan rujukan bagi lembaga RA di daerah.

Sedangkan Plt. Kasi Pendidikan Madrasah, Sarwono mengatakan bahwa, kegiatan-kegiatan seperti lomba dan pelatihan diharapkan dapat membantu Kantor Kemenag dalam melatih para guru, agar lebih kreatif dalam memberikan pelajaran sehingga apa yang akan disampaikan guru tersebut bisa cepat terserap oleh para muridnya.

“Jika anak-anak di usia dini ini, tidak diselingi dengan keterampilan, mereka akan bosan, sehingga pelajaran tidak masuk ke anak tersebut. Namun, kalau diselingi dengan kesenian, tentu mereka tidak bosan dan bisa lebih cepat menyerap pelajaran yang disampaikan guru,” harapnya. (Mursyid_heri/wul)