Kemenag Wonogiri Adakan Workshop Pembentukan Karakter Warga Binaan Rutan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Kantor Kementrian Agama Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan Rumah Tahanan Kelas IIb Wonogiri menyelenggarakan kegiatan Workshop Pembentukan Karakter Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan Melalui Karya Literisasi/ Karya Sastra dan Pentas Karya Sastra Giri Bengawan Dalam Kemasan Musikalisasi Puisi, Sabtu(12/5) di Aula Rutan setempat di di ikuti kurang lebih 80 warga binaan.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Rutan Kelas II B Wonogiri, Anggit Yongki Setiawan, Dandim 0728/Wonogir, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri, Siswanto, Balai Bahasa Jawa Tengah,  Drajat Agus Murdowo dan Penyuluh Agama Islam Fungsional Kankemenag Wonogiri.

Ketua Panitia Worshop yang juga PAIF kankemenag Wonogiri, Fadhillah Susi Wahyuni menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan kerjasama Kementerian Agama dan Rutan Kelas II b Wonogiri dalam rangka memberikan pembinaan kepada warga binaan di Rutan Wonogiri agar dapat memberikan manfaat bagi warga binaan nantinya.

“Harapan kami warga binaan di Lembaga Permasyarakatan Wonogiri jika keluar dari sini dapat menjadi insan yang berguna bagi masyarakat sekitar dan diridhoi oleh Allah SWT,” harap Susi.

Tujuan kegiatan utamanya  memotivasi warga binaan pemasyarakatan agar menghidupkan dan mengembangkan budaya menulis dan bersastra sebagai salah satu upaya pemulihan mental spiritual selama menjalani pembinaan di Rutan. Selain itu, dengan menulis maka segala rasa dan beban jiwa bisa tertuangkan dan terlampiaskan secara positif.

Dalam sambutannya Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah yang diwakili oleh Ketua Sanggar Sastra Smara Muruhita BBJT, mengatakan bahwa tulisan akan menjadi prasasti kelak sekalipun sang penulis sudah tiada. Beliau juga mengatakan bahwa sangat mengapresiasi persembahan komunitas Sastra Giri Bengawan yang melibatkan siswa didik SMKN 1 Bulukerto sebagai langkah cerdas dalam pengembangan bersastra  khususnya di Rutan ini.
Sementara teknik penulisan literasi dalam karya sastra dijelaskan secara gamblang oleh Penyuluh Kebahasaan, Eri Agus Kurnianto.

Sedangkan Kasi Bimas Islam kankemenag Wonogiri, Hidayat Masykur menyampaikan apresiasi kepada kelompok kerja penyuluh agama yang melakukan kegiatan di Rumah tahan kelas IIb Wonogiri ini karena sangat berguna untuk peningkatan potensi bagi warga binaan.

Kegiatan tersebut juga bentuk implementasi dari nota Kesepahaman antara Ka. Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah dan Ka. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Tengah Nomor : 1270/kw.11.3/PP.00.7/01/2018 dan W13.Dl.03.04-56 Tahun 2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang pembinaan karakter warga binaan.

Sebagai pelaksana lapangan di tugaskan penyuluh agama Islam karena mereka merupakan garda terdepan Kementerian Agama yang ruang kerjanya langsung berinteraksi dengan masyarakat dalam melaksanakan bimbingan agama Islam di tengah pesatnya dinamika kehidupan. Peranan mereka sangat strategis dalam pembentukan moral dan nilai ketakwaan umat demi meningkatkan kualitas kehidupan umat di berbagai bidang baik di bidang keagamaan maupun pembangunan termasuk warga binaan.

Selain itu, dengan kegiatan tersebut juga bisa meningkatkan mental warga binaan pemasyarakatan sebagai salah satu upaya menwujudkan manusia yang insyaf dan bertobat secara totalitas, dan tidak mengulangi kesalahan yang telah ia perbuat sehingga ia masuk dalam penjara.

Sedangkan Kepala Rutan Kelas IIb Wonogiri,  Anggit Yongki, berujar, sistem pembinaan warga binaan dibagi menjadi dua yaitu pembinaan kepribadian dan kemandirian. Walaupun tempat terbatas, tapi kreatifitas hasil pembinaan sifatnya tidak terbatas.

Secara teknis kegiatan juga bekerjasama dengan Komunitas Sastra Giri Bengawan kelompok binaan, Fadlilah Susi Wahyuni (Penyuluh Agama Islam Fungsional) dan Ari Hermawan Saputra (Sastrawan dan Pengasuh Sastra Giri Bengawan), yang beranggotakan Penyuluh Agama Islam Kemenag,  Siswa siswi SMKN 1 Bulukerto dibawah asuhan  Dicky Priyo Ambodo dan Purwadi  (keduanya Guru Kesenian) dan Joko Rahayu (Guru Bahasa Jawa) dan Nani Sukini Saraswati. (mursyid_heri)