Minggu Dini Hari Bupati Wonogiri Melepas Kloter 42 SOC

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Bupati Wonogiri, Joko Sutopo melepas para jamaah calon haji (Calhaj) Kabupaten Wonogiri kloter 42, Minggu dinihari (29/7), dilepas dari Pendapa Kabupaten Wonogiri. Turut mendamping Kabag Kesra Setda, Ahmad Mubarok.

Dalam cuaca dingin yang terasa menggigit tulang, para jemaah Calhaj tersebut sebelumnya berkumpul di Pendapa Kabupaten Wonogiri dan tepat pada pukul 03.00 dinihari naik ke dalam bus, untuk berangkat ke Asrama Haji Donohudan. Bupati Joko Sutopo didampingi Kabag Kesejahteraan Rakyat  Pemkab Wonogiri bersama para personel panitia pemberangkatan haji Kabupaten Wonogiri, berkenan melepas keberangkatannya dengan mengibaskan bendera start dari halaman Kantor Bupati Wonogiri.

Tidak ada upacara seremonial lagi, karena acara pamitan keberangakatan mereka telah digelar secara resmi Rabu (25/7). Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri, Haryadi, menyatakan jumlah Calhaj asal Kabupaten Wonogiri pada musim haji tahun 1439 H/2018 M seluruhnya ada sebanyak 313.

Sebanyak 313 orang Calhaj tersebut berangkat dalam dua kloter, yaitu Kloter 41 sebanyak 19 orang Calhaj yang pemberangkatan dari Wonogiri dilepas Sabtu (28/7). Mereka bergabung dengan para Calhaj dari Kabupaten Karanganyar. Kemudian untuk Kloter 42 sebanyak 294 orang Calhaj dilepas dari Wonogiri Minggu dinihari (29/7). Untuk selanjutnya mereka akan masuk ke Asrama Haji Donohudan, sebelum kemudian terbang melalui Embarkasi Adi Sumarmo Solo bersama para Calhaj asal Kabupaten Klaten.

Kasubbag TU Kankemenag Wonogiri kembali mengingatkan bahwa ibadah haji adalah ibadah yang amat sangat mengandalkan stamina fisik yang prima, karenanya menjadi keniscayaan tidak bisa tidak, kesehatan menjadi yang utama, untuk itu jaga kondisi kesehatan mengingat cuaca di tanah suci beda di Indonesia.

Keberadaan jamaah haji menurut Haryadi merupakan duta bangsa selain sebagai tamu Allah, setiap jamaah membawa nama baik Indonesia, maka harus bisa dengan baik menempatkan diri. Segala tingkah laku agar bisa dijaga sehingga tidak membuat citra buruk nama baik Indonesia.

“Jaga nama nama baik daerah dan kembali meluruskan niatnya, bahwa keberangkatananya ke tanah suci tujuannya Ibadah, maka ikhlaskan niat dan terus mengingat Allah SWT, melalui dzikir dan wirid,” harap Haryadi

Selain itu harus mematuhi segala peraturan yang ada. Jamaah harus mengikuti petunjuk dan arahan dari Ketua Regu (karu), Ketua Rombongan (Karom), Ketua Kloter, serta petugas haji. Mengingat peraturan dibuat untuk kemasalahatan bersama. (Mursyid_Heri/Wul)