081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Penjual Cilok Asal Wonogiri, Akhirnya Tahun ini Bisa Berangkat Haji

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Banyak jalan untuk menunaikan ibadah haji dan siapa pun bisa berangkat menuju ke Tanah Suci. Mengingat menunaikan Ibadah haji ke Tanah Suci merupakan satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim. Namun untuk rukun Islam kelima itu, tidak semua muslim berkesempatan melaksanakannya.

Namun tidak ada hal yang tidak mungkin selama ada niat dan usaha. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalan ibadah haji bukan menjadi penghalang seorang Muslim yang tidak memiliki pekerjaan mentereng dan harta berlimpah untuk menjalankannya.

Seperti yang dialami Giman (41 th),  calon jamaah haji yang tergabung kloter 42 SOC ini  akan berangkat tanggal 29 juli ini, selama beberapa tahun menyisihkan penghasilannya untuk biaya ONH,  yang bersangkutan beralamat di  Badran RT.03/VI, Karang,  Slogohimo.

Di konfirmasi di sela-sela menjajakan dagangannya di depan SDN 1 Jatisrono, Kamis siang, (19/07), Giman menyampaikan bahwa mendaftar sebagai calon jemaah haji bukan perkara mudah. Untuk mendapatkan jatah kursi saja, Giman harus mencari talangan biaya dan setiap bulan mengangsur lewat jamaahnya.

Sebagai Penjual cilok keliling dari kampung ke kampung, tidak menghalangi niat Giman untuk menunaikan rukun Islam kelima yang sudah dirindukannya sejak lama. Giman berharap bisa menjalankan ibadahnya di tanah suci dengan khusuk dan menjadi amal sholeh dan akhirnya bisa menghatarkannya masuk surga.

Menanggapi hal tersebut Ka. Kankemenag Wonogiri yang tahun ini menjadi ketua kloter 42, Subadi mengatakan bahwa Ibadah haji sejatinya adalah panggilan. Tidak peduli seseorang kaya atau miskin. Saat panggilan itu tiba, semua akan terjadi.

Selain itu,  menurut  Subadi ukuran ibadah haji adalah bukan karena kekayaan, jika demikian  maka seluruh orang kaya sudah melaksanakan rukun Islam ke lima ini. “Faktanya banyak orang kaya yang belum menunaikan haji tetapi tidak sedikit orang yang kurang kaya yang sudah berangkat haji,” katanya.

 Keteguhan niat ini perlu dimiliki oleh seluruh orang yang akan menjalankan ibadah haji karena menurut Ka. Kankemenag, haji adalah ibadah ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang memiliki keistemewaan dan kekhususan tersendiri yakni ibadah yang di wajibkan sekali seumur hidup bagi setiap muslim dan muslimat yang mampu dan memenuhi segala persyaratan.

“Rukun Islam yang kelima ini memang istimewa. Ibadah haji bukan sekedar hitungan matematika, dengan kalkulasi ongkos naik haji jutaan, sehingga tidak jaminan yang kaya bisa berangkat seperti yang  dialami Bapak Paiman,” jelas Subadi  (Mursyid_Heru/Wul)