Pengalaman Shalat Jum’at Yang Berbeda

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (PHU) – Berada di Madinah saat shalat memang membawa suasana religius tersendiri, memandang suasana Masjid Nabawi langsung membuat terpana, kagum, merinding sehingga tidak banyak kata-kata yang dapat diungkapkan. Terlebih lagi saat melaksanakan ibadah Shalat Jumat.

“Di Madinah inilah saya diberikan rezeki untuk bisa menunaikan ibadah Shalat Jumat,” demikian disampaikan via Whatsapp oleh salah satu jemaah haji Kloter 30 Embarkasi Solo asal Kabupaten Temanggung, Maria Ulfa, Sabtu (04/08).

“Alhamdulillah, hari pertama di Madinah dan ke Masjid Nabawi sudah sampai ke Raudhah, dan kali ini bisa ikut jemaah Shalat Jum’at,” tutur Ulfa.

Diceritakannya pada saat Shalat Jum’at suhu udara mencapai 39° celcius. Dimana suasana dihari Jum’at saat itu ramai sekali baik didalam dan diluar Masjid Nabawi, penuh juga dengan jemaah haji dari berbagai negara yang mengikuti Shalat Jum’at.

“Full mas yang ikut Shalat Jum’at, meskipun suasananya panas tapi aku nggak ngerasa kepanasan. Waktu itu aku shalat di pelataran Nabawi,” katanya.

Jemaah haji kelahiran Jakarta ini berpesan bagi seluruh jemaah haji, khususnya jemaah haji pria untuk datang Sholat Jumatke Masjid Nabawi. Datang lebih awal, lebih baik. Sholat Dhuha dahulu, terus dilanjutkan membaca Al Quran sambil menunggu Shalat Jumat dimulai.

“Usahakan berangkat ke Nabawi-nya lebih awal apabila ingin Shalat Jum’at di shaf depan dan jangan sendirian apabila berangkat ke Masjid Nabawi,” ucap Ulfa.

Ditambahkan ceritanya bahwa selesai Shalat Jumat, adalah waktu yang mungkin dinanti oleh masyarakat Madinah dan seluruh jemaah haji, dimana mereka akan berbondong-bondong menuju ke Raudhah dan ziarah di makam Rasullullah. (djs/sua).