MTsN Surakarta 1 Menuju Adiwiyata Provinsi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta  –  Senin (3/9) Walikota Surakarta memberikan piala penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Surakarta tahun 2018 di Balaikota Surakarta. Penghargaan tersebut diberikan kepada sekolah adiwiyata yaitu sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. MTsN Surakarta 1 merupakan satu dari 20 sekolah yang menerima penghargaan tersebut.

Sekolah yang telah mendapat predikat sekolah adiwiyata tingkat kota diharapkan mampu mendapat predikat sekolah adiwiyata tingkat provinsi dan bersaing ke jenjang adiwiyata tingkat nasional bahkan sampai jenjang adiwiyata tingkat mandiri.

“Seluruh civitas akademika MTsN Surakarta 1 diharapkan berperan aktif untuk mewujudkan sekolah adiwiyata. Penghargaan ini tidak sekedar simbol, tapi harus disertai tanggung jawab semua warga sekolah untuk menciptakan lingkungan bersih dan berperilaku cinta lingkungan,” tutur Kepala Madrasah, Kirno Suwanto.

Saat ini, MTsN Surakarta 1 sedang melakukan berbagai persiapan baik secara fisik maupun non fisik untuk penilaian sekolah adiwiyata tingkat provinsi. Salah satunya dengan membentuk tim adiwiyata. Tim inilah yang menjadi ujung tombak untuk memperlancar program adiwiyata. Tim yang diketuai oleh Muhammad Makmun ini diharapkan dapat membawa MTsN Surakarta 1 menuju madrasah  adiwiyata tingkat mandiri.

Muhammad Makmun menyampaikan bahwa menanamkan karakter peduli lingkungan terhadap anak-anak tidak mudah, perlu teladan dari bapak ibu guru sebagai figur di madrasah, Jadi tidak sekedar teori dan harus dilakukan secara rutin.

“Salah satu caranya dengan membiasakan anak-anak memungut dan membuang sampah pada tempatnya. Tidak ketinggalan pula pembiasaan merawat tanaman dengan menyiraminya secara rutin,” papar Makmun.

Selain Tim Adiwiyata, MTsN Surakarta 1 juga memilih Duta adiwiyata yang terdiri dari siswa perwakilan tiap kelas. Duta adiwiyata juga memiliki peran yang cukup besar demi terwujudnya program adiwiyata di madarasah. Mereka adalah figur penggerak peduli lingkungan di madrasah. Mereka harus mampu menjadi motor utama pada setiap kegiatan lingkungan.

”Program Jumat bersih yang digunakan untuk kerja bakti didukung oleh semua siswa. Kegiatan utamanya adalah membersihkan lingkungan madrasah sebagai sarana mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat,” pungkas Makmun. (rma/bd)