Hari Santri Nasiona Ajang Kompetisi Liga Sepakbola Santri

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab.Pekalongan- Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2018 bertajuk 'Santri: Satukan Negeri' diawali dengan kegiatan Kompetisi Liga Santri Pekalongan II, di Lapangan Seputut Desa Rowokembu, Kecamatan Wonopringgo, Minggu (31/9), sebanyak 17 tim sepakbola santri dari 16 Pondok Pesantren yang ada di wilayah Kab. Pekalongan. Para santri yang mengikuti pertandingan semuanya menggunakan sarung,”sarung menjadi salah satu simbol kaum santri. Dalam sejarahnya, sarung adalah pakaian yang membedakan kaum penjajah dan santri.

Pertandingan liga santri 2018 ini dibuka langsung oleh Bupati Pekalongan  Asip Kholbihi. Pembukaan ditandai dengan tendangan perdana (kick off) oleh Bupati dan pelepasan balon ke udara oleh Rois Syuriah PCNU KH Muhammadun Raden Jundi, didampingi Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan KH Muslih Khudori, M.Si, Seki PD Pontren Kankemenag Kab. Pekalongan, Drs.H.Busaeri, serta para pengasuh Pondok Pesantren se Kabupaten Pekalongan.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dalam sambutanya mengatakan tujuan utamanya dalam penyelenggaraan kompetisi ini adalah memeriahkan Hari Santri Nasional disamping itu juga sebagai ajang silaturahmi antar para pengasuh pondok dan para santri yang ada di Kabupaten pekalongan atau biasa dijuluki dengan Kota Santri.”tuturnya.

Asip juga berpesan “Sekarang ini santri selain dituntut pintar dalam hal bidang ilmu agama seperti membaca kitab kuning, belajar dakwah. Santri juga harus mengerti hal-hal yang lain seperti teknologi IT, olahraga, seperti sepakbola , volley, bulutangkis, tenis meja dll.  Jika  santri-santri menyukai dan meluangkan waktu untuk berolahraga agar dapat menjaga tubuh atau jasmani yang sehat dan kuat,” katanya

Kyai Fardani  selaku panitia yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Walindo Wiradesa Kab. Pekalongan. Menerangkan “Selain kegiatan Liga santri di masing-masing PPS juga akan menggelar kegiatan musabaqah atau lomba baca kitab kuning atau kitab-kitab agama yang diajarkan di pesantren. Lomba baca kitab kuning selain untuk melestarikan tradisi keilmuan pesantren, juga diharapkan bisa memunculkan kader-kader Islam, yang menguasai kitab kuning sebagai bagian khasanah pesantren. “Kita berharap akan lahir santri-santri yang punya kemampuan dakwah yang baik. Nah karena di kalangan santri itu banyak yang bisa melucu, nanti ada stand up comedy ala santri,” terangnya.

Selanjutnya dilanjutkan dengan pertandingan perdanana liga santri Pekalongan II tahun 2018 yaitu antara Tim sepakbola Ponpes Tabiyatul Mubtadin Desa Rowokembu melawan tim dari Ponpes Baitul Muqodas, Kranji Kedungwuni.(hfrn/rf)