Kemenag Jepara Gelar Berbagai Lomba Meriahkan Hari Santri Nasional 2018

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara – Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati pada 22 Oktober setiap tahunnya, akan disambut dengan berbagai lomba yang menarik oleh Kementerian Agama Kabupaten Jepara.

Kegiatan diawali dengan pembukaan peringatan Hari Santri Nasional oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara di Aula 2 Kemenag Jepara, Kamis (11/10).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala dan para Kasi Kemenag Jepara, Pengurus Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Jepara, serta perwakilan seluruh santri dari seluruh pelosok kabupaten Jepara yang berjumlah sekitar tiga ratusan santri.

Ketua Panitia yang juga sekaligus Ketua Forum Koordinasi Pondok Pesantren (FKPP) Jepara, Roshif Arwani, dalam laporan panitianya menyatakan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini.

Roshif Arwani juga menuturkan ada beberapa lomba yang akan dilombakan hari ini.

“Mulai dari muhafadhoh atau hafalan kitab Aqidatul Awwam, Pidato B. Jawa, memasak dengan bahan ketela, dan terakhir adalah lomba rebana” tuturnya.

Ada satu lomba utama yang menjadi ciri khas pondok pesantren yakni muhafadhoh atau hafalan-hafalan. Diantara muhafadhoh yang dilombakan adalah muhafadhoh kitab aqidatul awwam.

“Ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa apabila ada orang yang bisa sampai hafal seluruh kitab Aqidatul Awwam, maka jaminannya adalah surga” ujar Roshif Arwani.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, dalam sambutan pembukannya menuturkan melalui kegiatan ini ia berharap santri dapat menjadi orang yang cinta adat dan adab.

“Perayaan HSN di Yogyakarta ini memiliki dua pesan utama. Pertama, peringatan ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga keutuhan NKRI. Seperti diketahui, akhir-akhir ini terjadi beberapa peristiwa yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Ia pun mengungkapkan, peringatan ini juga menjadi bagian dari rasa syukur pihaknya, bahwa peran serta dan eksistensi santri dalam pembangunan nasional diakui.

Selain itu, Nor Rosyid, berharap melalui kegiatan ini, ilmu yang diperoleh para santri di pondok pesantren, dapat merambat ke masyarakat luas. (fm/bd)