Melatih Siswa Bermain Peran melalui Pementasan Cerita Rakyat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal (Slawi) – Siswa-siswi Kelas XI.IPS.1 MAN 2 Tegal bermain peran dengan mementaskan cerita rakyat. Masing-masing kelompok siswa memilih judul cerita sendiri yang akan diperankan. Kegiatan ini merupakan praktik pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi Drama. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi drama disini adalah pembelajaran teks drama, yaitu bermain peran (role playing). Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi.

Ditemui setelah pementasan, Tutik Sri Aryani menyampaikan “Penghayatan anak-anak ketika memainkan peran sudah cukup bagus, terlihat dari tampilan mereka saat berperan sebagai tokoh antagonis maupun protagonis” terangnya. Kamis (11/10)

Dia menambahkan “Bermain peran tidak hanya penghayatan saja, keterampilan berdialog sambil berakting juga diperlukan, sehingga dapat melatih mentalitas anak di pentas” tambahnya.

Menurut Lia Yulianti yang berperan sebagai ibu tiri si bawang putih, “Bermain peran itu mengasyikkan apalagi peran antagonis, deg-degan, seru dan senang bisa menjadi karakter yang galak, hehe” terangnya yang disertai canda.

Fadil yang berperan sebagai nenek yang tinggal di tepi sungai, menambahkan “Perannya itu sangat menghibur dirinya, karena memerankan nenek-nenek itu sangat lucu dan kaku tapi tetap menyenangkan”, begitu kisahnya.

Tutik berharap, anak-anak dapat lebih mengenal tentang cerita rakyat sehingga minimalnya mengetahui dan akhirnya mencintai budaya daerah khususnya sastra Indonesia dan sebagai sarana untuk melatih mental serta kemandirian anak sehingga bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas belajar, pungkasnya. (dhi/rf)