Peran Santri Sebagai Pionir Perdamaian Berorientasi Pada Spirit Moderasi Islam Di Indonesia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab.Pekalongan-Peringatan Hari Santri tahun 2018 ini juga terasa begitu istimewa. Karena seiring peringatan hari santri tahun ke-empat ini ditetapkan RUU tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan sebagai RUU usulan inisiatif DPR. Penetapan RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan ini kita nilai sebagai berkah dan karunia agung dari Allah SWT.

Pimpinan DPR memutuskan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan menjadi salah satu RUU usul inisiatif dari DPR. Keputusan tersebut ditetapkan dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10/2018). “Kita tetapkan RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan menjadi usul inisiatif DPR RI,” ujar Wakil Ketua DPR Utut Adianto saat memimpin Rapat Paripurna. Dalam rapat tersebut 10 fraksi di DPR memberikan pendapat tertulisnya kepada pimpinan DPR. Seluruh fraksi pun menyatakan setuju untuk menjadikan RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan sebagai usul inisiatif DPR. Mengutip berita dari Kompas.com dengan judul “RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Jadi Usul Inisiatif DPR”, https://nasional.kompas.com/read/2018/10/16/14480031/ruu-pesantren-dan-pendidikan-keagamaan-jadi-usul-inisiatif-dpr.

Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun.

Dikatakan oleh Bupati Pekalongan, Asib Kholbihi,  yang menjadi inspektur upacara pada perayaan Hari Santri Nasional 2018 di lapangan sepakbola Manggalakrida Gemek Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, Senin (22/10/2018), upacara tersebut juga dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pekalongan, H. Kasiman Mahmud Desky,  Jajaran Muspida, muspika Kabupaten Pekalongan, Instansi Vertikal,SKPD, para kiai pimpinan pondok pesantren dan 3000 santri dari pesantren se-Kabupaten Pekalongan.

Mengenakan sarung, bajukoko putih dengan setelan jas hitam, Asib, menuju mimbar pimpinan upacara sekira pukul 08.00 WIB.Di belakangnya duduk para kyai, sedangkan di depannya, berdiri para santri yang sebagian santri prianya mengenakan sarung.

Terlihat wajah para santriwan dan santri wati begitu bersemangat, dan menjalankan upacara dengan khikmat, sampai selesai.Usai upacara para tamu undangan dan peserta upacara disuguhi pertunjukan yang sepektakuler, dari kolaborasi silat pondok dan drumband Banser, terdengar riuh riang gemuruh tepuktangan dari para undangan yang menandakan begitu bagusnya pertunjukan yang disajikan para santri pondok.

Menurut Kakan Kemenag Kasiman Mahmud Desky, sesaat setelah selesai upacara mengatakn , Dengan tema hari santri tahun 2018 Bersama Santri Damailah Negeri perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan islam dan nasionalisme, mencintai agama mustahil tanpa berpijak diatas tanah air, karena itu islam harus bersanding dengan faham kebangsaan. Dan dizaman globalisasi ini banyak beragam ilmu dan teknologi yang bisa digunakan maupun bisa merusak moral para pemuda kita. Internet bisa untuk membangun masa depan,”terangmya. (hfrn)