PPSN V 2018 Muaro Jambi Tebar Kedamaian untuk Indonesia yang Kuat dan Berkarakter

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab.Pekalongan- PPSN pertama kali dilakukan di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta, 2006 lalu. Kemudian, di Bumi Perkemahan Letjend DR (HC) Masyhudi Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, 2009. Lalu, di Raja Ali Kelana Batam, Kepulauan Riau, 2012. Dan, di Wisata Agro Tambang Ulang Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2015. PPSN merupakan ajang silaturrahim dan lomba Pramuka-Santri pondok pesantren seluruh Indonesia, dalam rangka menguatkan nasionalisme dan cinta tanah air yang akhir-akhir ini mulai terdegradasi. Selain itu, Pramuka selaras dengan nilai-nilai Islam dan kultur keindonesiaan.

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama menggelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) V 2018 pada 24-30 Oktober 2018, di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti Musa, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Acara di buka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Sedikitnya ada 3.000 peserta, 200 sangga kerja, 375 tapak kemah, 100 panitia penyelenggara, 200 panitia pelaksana, 156 juri, dan 13 instruktur.

Menag dalam sambutannya berpesan agar para santri menjadikan pramuka sebagai gerakan. “Sebagai sebuah gerakan maka pramuka menjadi tanggung jawab bersama. Perlu ada sinergi antara santri dan alumni pesantren agar ada sumbangsih dan insrpirasi positif yang bisa diberikan dalam rangka penanaman generasi muda yang unggul,” pesan Menag di Jambi, Kamis (25/10).

“Dasadharma pramuka harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan negara. Tidak hanya dibaca saat upacara, tapi bagaimana itu diimplementasikan secara nyata di tengah kehidupan masyarakat,” sambungnya.

Pesan kedua, lanjut Menag, anggota pramuka santri harus menjadi pribadi yang berkarakter dan berintegritas. Untuk itu, pramuka santri harus memegang nilai idealisme agar tumbuh sebagai generasi yang bermanfaat bagi orang lain.“Santri tidak hanya berfikir untuk diri sandiri, tapi apa yang bisa dilakukan untuk orang lain. Itu tipologi pramuka santri yang layak jadi calon pemimpin bangsa masa depan,” jelasnya.

Ketiga, Menag berpesan agar para santri menjadikan PPSN sebagai ajang silaturahim dan komunikasi antar sesama anggota pramuka yang datang dari berbagai provinsi.“Ini kesempatan baik untuk menjalin jaringan dan mempererat ukhuwah islamiyah dan wathaniyah untuk masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya. Dikutip pada https://www.tvhaji.net/2018/10/menag-buka-perkemahan-pramuka-santri-nusantara-2018/

H. Busaeri Kasi PD Pontren Kankemenag Kabupaten Pekalongan berkesampatan dapat hadir pada pembukaan tersebut lewat media Mensos menerangkan, Santriwati PPS Nurul Falah Kedungwuni Kab. Pekalongan Khikmatul Layly, ikut menjadi kontingen  pada PPSN tersebut, meski Kabupaten Pekalongan tidak dapat mengirim banyak kontingen untuk mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan factor tertentu, akan tetapi faktor faktor yang mengganjal nantinya akan kita selesaikan agar perhelatan  Kemah Santri Nusantara dapat terus maju,mengangkat derajat para santri,bagi para santri PPS yang belum bisa ikut jangan berkecilhati tetap semangat pesan pesan dan sepirit yang disampaikan oleh Mentri Agama harus tetap tersampaikan, agar dapat terus memacu semangat para santri yang ada didaerah agar semangat Pramuka Santri terus Menebar Kedamaian untuk Indonesia yang Kuat dan Berkarakter. (25/10). (hfrn/rf)