Tokoh Lintas Agama, Masyarakat & Santri Ikut Meramaikan Do’a Anak Bangsa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab Pekalongan- Masyarakat sebagai ayah ibu kandung TNI-Polri yang memelopori perayaan HUT TNI Ke-73. Karena itulah, masyarakat bersama TNI-Polri menggelar Acara Do’a Bersama untuk Anak Bangsa dengan mengusung tema “Dalam Rangka Menambah Kepedulian Orang Tua (Bangsa/Rakyat) Kepada Putra-Putrinya (TNI-POLRI) untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan” pada Jum’at, tanggal 5 Oktober 2018, pukul 18.30 WIB hingga Selesai bertempat di Lanumad Ahmad Yani (Terminal lama eks Ahmad Yani Semarang).

FKUB Kabupaten Pekalongan  bersama sejumlah tokoh Lintas Agama se-Jawa Tengah. Acara tersebut juga diikuti masyarakat umum dan santri se-Jawa Tengah. Adapun rangkaian acara dalam Do’a Bersama Untuk Anak Bangsa 2018 ini meliputi, Penampilan Hadrah TNI-POLRI, Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Pembacaan Teks Pancasila oleh Drs KH Dzikron Abdullah, Laporan Ketua Panitia, sambutan Gubernur Jawa Tengah, sambutan Kapolri, dan sambutan Panglima TNI. Dilanjutkan dengan pesan-pesan oleh tokoh agama, yakni Kristen oleh Pdt Bambang Pujiyanto, M.Min, Katholik oleh Pdt Aloys Budi Purnama, Pr, Hindu oleh I Nyoman Surahatta, Budha oleh Bhikkhu Piyadhiro Thera, Khonghucu oleh WS Liem Ping An, dan Islam oleh Al Habib Maulana M Luthfi bin Ali bin Yahya.

Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan Bendera Merah Putih dari Tokoh Agama kepada Pangdam, Kapolda, DanLanal dan DanLanud Adi Sucipto dengan diiringi lagu “Padamu Negeri”. Terakhir adalah tumpengan dan ramah tamah diiringi Seroja Musik.

Ketua Panitia Acara Do’a Bersama untuk Anak Bangsa, Ir Iswar Aminuddin, mengatakan  perjuangan TNI-POLRI dan Tokoh Agama tidak hanya setelah Indonesia merdeka tahun 1945, tapi jauh sebelumnya. Karena itulah, perjuangan selanjutnya TNI-Polri dan Tokoh Agama serta masyarakat adalah setelah kemerdekaan. Yakni, tetap mengisi kemerdekaan ini dengan cita-cita luhur dan berkomitmen tehadap keutuhan NKRI,”tuturnya.

Iswar menjelaskan bahwa TNI-POLRI dan Tokoh Agama seperti Ulama, Santri, Romo, Pendeta, Pastur, dan lainnya, telah memiliki sejarah dalam melakukan perjuangan yang sangat panjang dan terjal untuk merebut kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”Bahkan, kemerdekaan yang sekarang bisa dinikmati generasi bangsa, telah dibangun dengan tetesan darah, jiwa dan raga,” tandasnya.

Komitmen ini butuh pembuktian dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila di atas kondisi masyarakat yang berlatar belakang multikultural.

“Dengan acara ini, kami berharap terciptanya kebersamaan antara TNI-POLRI-Masyarakat dalam rangka menjaga NKRI. Tertanamnya nilai-nilai moral kepahlawanan dalam bentuk semangat juang, pantang menyerah, menjunjung tinggi nilai solidaritas, dan semangat nasionalisme kepada masyarakat. Serta terciptanya stabilitas bangsa dan keharmonisan antar elemen masyarakat sipil, pemerintah, TNI dan aparat penegak hukum. Termasuk menciptakan lingkungan yang Agamis, Beriman, dalam kontek kebersamaan dalam bermasyarakat untuk mencintai tanah air,” pungkasnya. (hfrn/rf)