081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Walikota : Santri sudah teruji dalam memperkokoh pilar-pilah NKRI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

TEGAL– Dalam rangka Memperingatan Hari Santri Nasional, ribuan santri Kota Tegal dari berbagai sekolah, madrasah, pondok pesantren dan organisasi massa islam serta seluruh ASN Kemenag Kota Tegal mengikuti Upacara di lapangan Alun-alun Kota Tegal pada Senin (22/10/2018). Upacara Hari Santri Nasional dipimpin langsung oleh Wali Kota Tegal, HM. Nursholeh.

Dalam upacara tersebut hadir, KakanKemenag Kota Tegal, Akhmad Farkhan, Ketua MUI Kota Tegal KH Abu Khaer, Ketua PCNU Kota Tegal, dr Abdal Hakim Tohari, Forkopimda dan lainnya.

Dalam ikrarnya yang berisi lima butir, santri menegaskan siap berdiri sebagai garda terdepan untuk melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika serta Konstitusi lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad NU.

Dipilihnya tanggal 22 Oktober sebagai hari santri, dilatarbelakangi berkumpulnya para ulama se-Jawa dan Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya. Dari pertemuan tersebut, keluarlah resolusi jihad. Isinya mewajibkan bagi mereka yang beragama islam untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, “tanpa Resolusi Jihad NU tidak akan ada peristiwa 10 November di Surabaya yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Pahlawan, seperti yang sampaikan Walikota saat memberikan sambutan pada Upacara Hari Santri Nasional.

Nursholeh mengemukakan, bahwa kiprah santri sudah teruji dalam memperkokoh pilar-pilah NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan yang bersendikan Bhineka Tunggal Ika, salah satu bukti, bahwa santri ternyata berdiri di garda terdepan membentengi NKRI dari berbagai ancaman.

Maka dari itu, lanjut Nursholeh, santri harus mampu mengembangkan spirit dalam rangka hubungan vertikal (hablu minallah) dan juga hubungan horisontal (hablu minannas) melalui respond dalam rangka mengisi kemerdekaan, memperteguh dan pemersatu semua kalangan dengan menciptakan pesantren yang moderat, agamis, nasionalis dan cinta tanah air.

“Saya teringat dan sangat terenyuh ternyata di Kota Tegal ada santri yang bernama, KH. Mukhlas, saat terjadi penjajahan, dia bukan saja menyerahkan jiwanya tetapi juga raganya, dia sumbangkan untuk keutuhan NKRI, seperti yang didengungkan oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari dalam Resolusi jihad NU yang sangat menggetarkan,” ungkap Nursholeh.

Mari semangat berjuang, kerja keras, raih cita-cita, ciptakan masyarakat Kota Tegal yang beradab, menuju masyarakat madani dalam rangka ikut andil mengisi kemerdekaan,”pungkasnya. (IM/rf)