Guru Kretif Selalu Dirindukan Siswanya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Kreativitas merupakan sifat individu yang tercermin dari kemampuannya menciptakan sesuatu yang baru dan  tidak monoton. Setiap orang mempunyai potensi kreatif dalam tingkatan  dan bidang yang berbeda-beda. Seorang guru dituntut untuk mempunyai kreativitas dalam penyajian pembelajaran.

Materi Fisika yang biasanya dianggap siswa sebagai materi yang sulit dan membosankan, melalui tangan dingin, Ulis Manto, berubah menjadi materi yang menarik dan menimbulkan antusiasme tersendiri bagi siswa.

“Dengan praktek seperti ini, kami jadi lebih mudah menerima materi dan biasanya jadi ingat terus. Kami juga lebih bersemangat mengikuti pelajaran,“ tutur Malika, siswi 8PK4 di sela-sela aktivitas mengukur kemiringan tangga mushola, di gedung MTsN Surakarta 1, Jumat (23/11), kemarin.

Tidak hanya tangga musholla, di tangga asrama putra-pun beberapa anak juga melakukan hal yang sama, ketika sedang berlangsung pelajaran Fisika yang diampu oleh Ulis Manto,  salah satu guru mapel Fisika di MTsN Surakarta 1.

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada jam 06.00-07.00 wib tersebut, siswa  mempelajari kompetensi dasar 4.3. Kompetensi dasar tersebut menuntut siswa mampu menyajikan hasil penyelidikan atau pemecahan masalah tentang manfaat penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

“Tujuan pembelajaran hari ini menghitung keuntungan mekanis bidang miring, salah satu contohnya adalah bangunan tangga yang ada di gedung 2 MTsN Surakarta 1,” ujar Ulis.

Selain itu, katanya, anak-anak juga diminta untuk menganalisa dan mengurutkan keuntungan mekanis bangunan-bangunan tangga di gedung 2. Tujuan akhir dari pembelajaran itu nantinya, mereka diminta menyimpulkan cara untuk mendapatkan keuntungan mekanis yang besar pada pembuatan tangga.

Bangunan tangga sengaja dipilih oleh Ulis Manto karena mudah didapat dan memberikan pengalaman belajar nyata pada siswa.

“Biasanya kami sering ngantuk saat pelajaran di jam-jam akhir seperti ini. Tetapi, dengan pembelajaran seperti ini, kami jadi tidak mengantuk,“ kata Syahrul, siswa 8PK4 ketika dimintai pendapat tentang pembelajaran hari ini.

“Pandai-pandainya kita mengemas materi menjadi sesuatu yang menarik untuk anak-anak. Kalau kita hanya mengandalkan metode ceramah dan sifatnya hanya teoretis, anak-anak akan bosan dan tujuan pembelajaran tidak tersampaikan,” tutur Ulis.  (diana_rma)