Ketua FKUB Kembali Mengajak Merawat Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Ketua FKUB Kabupaten Wonogiri, H. Soetopobroto kembali mengingatkan tentang pentingnya menjaga kerukunan antar umar beragama, “yang di rukunkan orangnya bukan agamanya” pesan tersebut di sampaikan ketika menjadi nara sumber dalam acara Dialog Lintas Agama Dengan Berbagai Kalangan Masyarakat dan profesi Tingkat Kecamatan Kabupaten Wonogiri  Tahun 2018 di Hotel Diafan Wonogiri,  Rabu siang (28/11) yang di ikuti tokoh agama dari 5 agama di Wonogiri.

Menurut H. Soetopobroto, masalah Kerukunan umat beragama harus terus kita perhatikan dan kita jaga secara seksama, karena agama memainkan peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan ini. Sisi lain, realitas kehidupan kita sangat beragam. Dan jika tidak melihatnya secara arif dan bijaksana, konflik sering tidak dapat kita hindari sebagai akibat dari perbedaan yang ada.

“Kerukunan umat beragama merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai,” jelas H. Soetopobroto

Seharusnya menurut pria kelahiran,Yogyakarta, 11 maret 1946, Nilai-nilai kemanusiaan akan lebih diutamakan daripada mempertentangkan perbedaan ideologi atau perbedaan keyakinan, toleransi antar sesama umat akan bernilai tinggi dan tidak akan mudah menghujat paham.

Sedangkan Kasubbag TU Kankemenag Wonogiri, H. Haryadi menegaskan bahwa Kementerian Agama dan FKUB terus  berusaha memberdayakan unsur masyarakat seperti mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap lapisan masyarakat, mendorong partisipasi setiap kelompok dalam memberikan pemahaman pentingnya kerukunan melalui pendidikan, penyuluhan, dialog, penelitian dan pengkajian, dan yang terutama adalah, mendorong agar pemahaman keagamaan senantiasa selaras dengan pemahaman dan wawasan kebangsaan yang menyeluruh.

“Eksistensi Kementerian Agama, FKUB dan Ormas keagamaan sangat vital dan  strategis  yaitu sebagai penjaga aktif garis kerukunan antarumat beragama di Indonesia, bentengi anak muda dari paham yang salah dan radikal serta ciptakan iklim kondusif di kota gaplek,” jelasnya.

Sehingga  gesekan bahkan konflik antar umat beragama akan bisa dicegah, diminimalisir, bahkan dihilangkan ketika masing-masing umat beragama bisa memahami dengan sepenuhnya esensi dari agamanya masing-masing. (Mursyid/heri/rf)