Rasulullah SAW Adalah Sosok Yang Patut Diidolakan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab.Pekalongan – Madrasah Aliyah Negeri  Kab. Pekalongan menyelenggarakan peringatan maulid nabi saw Rabu, (19/11) di Halaman Sekolah. Kegiatan dihadiri Kepala MAN, PIC Kankemenag beserta seluruh siswa-siswa MAN. Mengawali sambutannya Bukhori menyampaikan pesan untuk  meneladani akhlak Rasulullah menjadi penerapan nilai-nilai utama, yang hendak dicapai MAN Pekalongan. 

“Kami prihatin melihat anak-anak zaman sekarang, diusia dini mereka sudah terbiasa menonton acara di TV, sehingga membuat mereka terkonsep untuk mengidolakan tokoh-tokoh fiktif, bahkan jauh dari kata baik untuk diidolakan, padahal orang muslim mempunyai tokoh yang disegani sepanjang masa, dengan kebaikannya, akhlakul karimahnya, kesponannya, bahkan kasih sayang yang begitu besar kepada umatnya yaitu Rasulullah Muhammad SAW,” ungkap Bukhori.

Berangkat dari keperihatin itu, pihaknya kemudian memilih tema Rasulullah sebagai teladan. Karena sebagai orang tua menurutnya menjadi kewajiban untuk mengenalkan dan mencintai Rasuluallah.”Untuk kegiatan tahun ini, kami memang fokus membahas tentang Rasulullah, bahkan sebelum kegiatan ini pun tema belajar kita adalah tentang siroh Rasulullah, dari sini diharapkan anak-anak bisa tahu, bahwa Rasulullah adalah sosok yang patut kita idolakan dibandingkan yang lain,” ucapnya.

Kegiatan ini, berkonsep bercerita tentang siroh Nabi, itu menjadi salah satu daya tarik kepada anak-anak, karena hal itu bisa melatih imajinasi mereka untuk terus membayangkan dan memahami alur cerita.

“Target kami adalah anak-anak faham dengan kisah Rasulullah dan menumbuhkan rasa cinta kepadanya, konsep bercerita atau yang sering disebut mauidhoh khasanah ini juga melatih daya imajinasi mereka dan juga mempermudah mereka dalam memahami makna,” tandasnya.

Beliau berharap, dengan kegiatan ini bisa mengalihkan perhatian para siswa untuk megidolakan tokoh yang sesungguhnya patut untuk diidolakan, jangan sampai tuntunan kalah dengan tontonan. “Kita tidak bisa mengawasi putra-putri kita 24 jam, kita juga tidak bisa melarang mereka secara keras untuk melihat apa yang mereka sukai, yang bisa kita lakukan adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka tentang baik dan buru sebagai akibat konsekuensi dari apa yang kita lakukan,” pungkanya (hfrn/rf)