Lima Konsep Hidup Bahagia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – MTsN 2 Surakarta mengadakan kegiatan pengajian khusus Bapak/Ibu guru dan karyawan. Pengajian ini dilaksanakan dalam rangka mengisi kegiatan Jumat pagi, (30/11). Seluruh Bapak/Ibu guru dan karyawan madrasah terlihat hadir mengikuti pengajian tersebut. Pengajian yang bertempat di ruang guru tersebut dimulai pukul 06.30 WIB.

 Bukori selaku kepala madrasah mengatakan bahwa pengajian ini  merupakan salah satu dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan setiap jumat pagi. “Bapak/Ibu sekalian, agenda jumat pagi kali ini adalah pengajian. Jumat pagi besok beda lagi. Untuk itu saya ucapkan terima kasih karena kehadiran Bapak/Ibu adalah bentuk dukungan terhadap program madrasah,” ucap Bukori.

“Ini pengajian khusus Bapak Ibu guru dan karyawan. Pengajian di madrasah ini lengkap. Ada pengajian bersama seluruh peserta didik yang dilaksanakan ketika memperingati hari besar islam. Ada juga pengajian bersama keluarga kita yang diadakan saat paguyuban. Semakin banyak dan sering kita mengadakan pengajian, insya Allah keimanan dan ketaqwaan kita akan semakin kuat,” lanjut Bukori.

Pengajian jumat pagi ini menghadirkan mubalig KH. Mukhlisin Dawam. Beliau ini pernah menjadi qiroah terbaik tingkat nasional.

Dalam ceramahnya, Mukhlisin memberikan konsep untuk meraih hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Bapak/ibu yang pingin hidupnya bahagia, mendapat ridho Allah SWT, maka terapkan lima konsep hidup ini, ucap Mukhlisin.

Menurut Mukhlisin, untuk menjalankan konsep hidup bahagia ini tidak perlu mengeluarkan biaya. Yang dibutuhkan adalah niat dan keistiqomahan kita dalam menjalaninya.

“Lima konsep hidup bahagia tersebut ialah, berkumpullah dengan orang sholeh, banyak membaca Al Quran, ahli sholat tahajjud, menjalankan puasa sunah, dan bangun pagi untuk meraih rezeki,” sebut Mukhlisin.

Dalam uraiannya, Mukhlisin menyebutkan ciri-ciri orang sholeh. Adapun ciri orang sholeh antara lain; tidak sombong, tawadhuk, bekerja ikhlas, saling menghormati, dan selalu mensyukuri nikmat Allah SWT.

Pengajian selama 45 menit berlangsung khusyuk . Materi ceramah mudah dipahami dan disampaikan secara menarik. Hal ini membuat Bapak/Ibu guru fokus memperhatikan dan mencatat setiap nasihat yang disampaikan oleh mubaligh. Setelah pengajian berakhir Bapak/Ibu guru melaksanakan kewajiban mengajar seperti biasa. (sdq_rma/Wul)