081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Manfaatkan Waktu Dan Fokus Pada Tugas Masing-masing

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Mejelang akhir 2018, dan dalam suasana tahun politik 2019, dinamika  sosial  bermasyarakat berbangsa dan bernegara menunjukkan eskalasi yang semakin kompleks. Bukan hanya Aparatur Sipil Negara (ASN) tetapi semua pihak harus bijak mengelolanya.

Begitu juga dengan peran Penyuluh Agama. Sebagai ujung tombak terdepan di Kementerian Agama yang berhadapan langsung dengan umat sehari-harinya, penyuluh harus hadir sebagai pemberi solusi. Untuk efektivitasnya maka diperlukan bekal yang cukup dan arahan  yang tepat dari seorang pimpinan.

Untuk itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta, Musta’in Ahmad mengundang seluruh Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS se-Surakarta, pada Rapat Koordinasi Penyuluh  Agama Islam, di Masjid Kemenag, Kamis (6/12) kemarin.

Banyaknya persoalan yang dihadapi penyuluh dan kesulitan yang ada mengharuskan Musta’in Ahmad berbagi tips pengalamannya pada penyelesaian suatu permasalahan.

“Penyuluh harus bisa menjalankan fungsinya dengan efektif, bisa memanfaatkan waktu dengan  sebaik-baiknya untuk keberhasikan tugas, jangan terganggu  dengan tanggapan orang, ada yang suka ada yang tidak suka adalah hal yang lumrah, yang penting fokus pada tugas dan tanggungjawab masing-masing”, ucap Musta’in.

Selain itu Musta’in menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan pentingnya sebuah data.

“Mencari data itu sulit dan mahal, tapi membangun tanpa data, itu jauh lebih sulit dan lebih mahal”, tegas Musta’in.

“Maka, jangan sepelekan data, Penyuluh sering menjadi garda terdepan pencari data keagamaan seperti;  data masjid, hewan korban  tempat ibadah maupun data lainnya. Pastikan data yang kita sajikan valid, karena data yang salah akan menjadikan laporan yang salah bahkan  bisa menyebabkan keputusan yang diambil  pimpinan menjadi salah”, lanjutnya.

Selain itu Musta’in mempersilakan penyuluh memberdayakan dirinya dengan sering mengadakan pertemuan atau kajian-kajian dengan  mengundang narasumber ahli, seperti yang dilakukan para guru dengan KKG-nya.

“Syukur ada bentuk kreativitas-kreativitas yang lain, yang jelas perlu upaya pemberdayaan PAI Non PNS di KUA masing-masing, jangan bilang sulit, jangan bilang tidak mungkin, jangan bilang nanti saja, itu kuncinya, kalau mau maju”, pungkas Musta’in. (rma/Wul)