42 Siswa dan Guru MA al-Islam Jamsaren Surakarta Ikuti Donor Darah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Note ; Maaf bu, untuk berita dari MA Al Islam Jamsaren kan tadi sudah ada, lagipula materi berita untuk yang ini tida terlalu menarik untuk masuk di web kanwil. mungkin bs rilis di web surakarta sendiri.

==================================================================================================================

Surakarta – Sedikitnya 38 siswa dan siswi, serta empat guru MA Al Islam Jamsaren, Surakarta mengikuti kegiatan donor  darah yang diadakan madrasah bekerjasama dengan PMI Kota Surakarta, Rabu (16/1) pagi. Kegiatan yang digelar hari ini, menurut Syafii, Kepala MA Al-Islam Jamsaren Surakarta, adalah kegiatan yang kedua pada tahun pelajaran 2019.

“Alhamdulillah kerjasama kami dengan PMI sudah lama terjalin, sehingga kami secara rutin bisa melaksanakan donor darah setiap tiga bulan sekali,” ungkapnya.

Panitia pelaksana, yang merupakan penggerak ekskul PMR MA Al-Islam Jamsaren, Faiq Fadhil DB mengatakan bahwa kegiatan donor darah ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan tujuan untuk saling berbagi kepada sesama yang sedang kekurangan darah.

“Untuk menambah pengalaman donor darah,” kata Faiq.

Yang menarik, donor darah tersebut dilakukan disaat kegiatan belajar mengajar sedang berjalan.

“Kegiatan ini tidak mengganggu aktifitas belajar di kelas,” terang Faiq yang lincah itu.

Demikian juga yang disampaikan Amar Yasir, siswa yang mengaku telah mendonorkan darahnya yang kedua ini mengaku ingin menyumbangkan darahnya kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Saya telah mendonorkan darah saya yang kedua.Saya merasa senang berhasil mendonorkan darah yang merupakan impian dari kecil,” ungkap Amar.

Sementara itu Septiani,petugas PMI Kota Surakarta menyatakan kegembiraannya terhadap sambutan dari para petugas  PMR MA Al-Islam yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sudah tertata rapi.

“Sebelum kami datang, mereka sudah mempersiapkan tempat, pengaturan jadwal dan lain-lain,” puji Septiani terhadap panitia.

Lebih lanjut, perempuan yang sering disapa Septi itu mengatakan bahwa  setiap kali donor kami targetkan minimal ada 30 peserta.

“Meskipun demikian, ada beberapa perserta yang tidak diijinkan donor karena tidak lolos saat cek kesehatan,” kata Syafii, (syafi’i_rma).