61 Madrasah di Kendal Siap Laksanakan Ujian Berbasis Komputer

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kendal – Jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK tahun 2019 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal melalui seksi Pendidikan Madrasah gelar pembekalan bagi proktor Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (25/2) di aula kantor setempat. Pembekalan teknis tersebut diikuti oleh proktor dari MTs dan MA se Kabupaten Kendal yang terdiri atas 46 MTs dan 15 MA.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer tahun 2019. Melalui Proktor, yang  merupakan guru atau tenaga kependidikan madrasah yang memiliki kompetensi dibidang teknologi informasi komunikasi (TIK) serta memiliki komitmen, diharapkan pelaksanaan UNBK di Madrasah dapat terselenggara dengan baik.

Kepala seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kendal mengungkapkan beberapa perubahan secara mekanisme dalam penyelenggaraan UNBK Maret mendatang yakni keharusan pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional USBN berbasis komputer.

“Kebijakan UN 2019 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) berbeda dari tahun sebelumnya, yang mana tahun sebelumnya USBN boleh dilaksanakan secara manual namun tahun ini harus berbasis komputer,” terang Muslikhan.

Sementara itu, persiapan MTs dan MA di Kabupaten Kendal dalam pelaksanaan UAMBN, USBN dan UN bulan Maret dan April mendatang dinilai mampu dan siap melaksanakannya dengan sistem komputerisasi. Kepala seksi Pendidikan Madrasah, Muslikhan dalam sambutannya berpesan kepada para peserta untuk bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas karena suksesnya pelaksanaan UNBK sangat ditentukan oleh para proktor di Madrasah.

“Lakukan koordinasi, jangan sampai waktu pelaksanaan ujian ditemukan perangkat komputer bermasalah yang dapat merugikan siswa dan menghambat pelaksanaan Ujian,” katanya.

Penyusunan soal nantinya akan melibatkan guru mata pelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dengan persentase 75% soal yang dibuat oleh MGMP dan 25?ri pusat. Kemudian soal akan disusun ulang sebelum masuk dalam sistem aplikasi. Harapanya pelaksanaan ujian berbasis komputer menjadi cermin kejujuran sehingga penyelenggaraannya dapat menjadi alat atau rujukan perbaikan mutu pendidikan bangsa. (ja-bel/rf)