081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Balitbang Keagamaan Semarang Inisiasi Terbentuknya HBMI (Himpunan Bina Muallaf Indonesia) Di Jepara

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara – Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Semarang menggelar kegiatan “Deseminasi Hasil Penelitian Tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat Infaq dan Sedekah di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta” dengan mengundang stakeholder dari berbagai elemen yaitu mewakili unsur Pemerintah Kesra, BAPPEDA Jepara & KemenagJepara, Unsur Badan/Lembaga Zakat yaitu BAZNAS Jepara, YBM PLN TJB dan LAZISMU, unsur pemberdaya zakat dari MT Bina Muallaf dan juga mengundang MUI Jepara di Aula Pertemuan Hotel d’Season Premiere Bandengan, Rabu (13/2).

Sebagai pemateri, peneliti Muda Arnis Rachmadani memaparkan bahwa Penentuan lokus penelitian berdasarkan sumber dari BAZNAS Provinsi yang merekomendasikan penelitian di BAZNAS Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Jepara untuk Prov Jateng, Di Provinsi DIY direkomendasikan untuk meneliti di BAZNAS  Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Di Jawa Timur direkomendasikan di Kota Malang dan Kabupaten Tuban.  Dari hasil penelitian di Kabupaten Jepara yang telah dilaksanakan pada bulan November tahun lalu disimpulkan bahwa di Kabupaten Jepara BAZNAS  belum membentuk “Kampung Zakat”, atau  “Desa Binaan Zakat” bahkan ZCD (Zakat Centre Development).

Ada pun Pemberdayaan Zakat Based Community telah dilaksanakan oleh Pokjaluh(Kelompok Kerja Penyuluh) Agama Islam Kabupaten Jepara yang telah menginisiasi terbentuknya MT Bina Muallaf di Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo bersama Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Kabupaten Jepara sejak tanggal 12 Juni 2015  hingga saat kini yang beranggotakan sebanyak 132 Muallaf. Ada pun sinergitas yang dilaksanakan dalam MT Bina Muallaf ini adalah bagaimana membangun para Muallaf yang istiqomah dalam aqidah dan sejahtera dalam ma’isyah dan menjadi muallaf sejahtera. Sebagaimana dipaparkan oleh Siti Choiriyah dalam pemberdayaannya dengan menggandeng berbagai stakeholder dari badan atau lembaga mana pun yang siap untuk bekerja sama dalam mewujudkan lima pilar kehidupan.

Pilar Dakwah telah dilaksanakan kegiatan Majlis Taklim setiap Jumat Pon dan Tabligh Ramadhan, Pilar Pendidikan dengan pemberian beasiswa dari GNOTA Kabupaten Jepara dan bantuan peralatan pendidikan untuk Anak-Anak Muallaf, Pilar Kesehatan dengan bakti sosial layanan kesehatan untuk jamaah MT Bina Muallaf setahun dua kali, Pilar Ekonomi selain zakat konsumtif, juga bakti sosial sembako, pendistribusian ternak kambing dan sapi serta pelatihan kewirausahaan pembuatan krupuk Ikan Tengiri. Dengan harapan adanya MT Bina Muallaf ini sebagai embrio lahirnya HBMI (Himpunan Bina Muallaf Indonesia) di Kabupaten Jepara

Realitasnya bahwa secara mayoritas umat Islam mempunyai ghiroh yang luar biasa untuk menjadikan umat Non Muslim menjadi  Muslim. Sayangnya perhatiannya hanya terhenti dalam taraf proses pensyahadatan di KUA. Sehingga pendampingan pengetahuan agama  sebagai bekal menjadi seorang Muslim terhenti. Dengan harapan apabila dibentuk HBMI di Kabupaten Jepara, mereka dapat difasilitasi kebutuhan bimbingan keagamaannya, sehingga seiring sejalan dapat mempertahankan aqidahnya.

Melihat peta dakwah garis merah di lembah Muria Utara atau Jepara bagian Utara, menyisakan banyak para Muallaf yang penguasaan materi keagamaannya sangat minim walau pun telah memeluk Islam sejak 30 tahun silam. Sebagaimana dicontoh oleh Badrudin bahwa HBMI yang telah terbentuk dengan optimal adalah di Kota Bandung  yang pusatnya di Islamic Centre, setiap ada pensyahadatan di masing-masing KUA, makasi Muallaf akan dikirim untuk belajar Islam bersama bersama di Muallaf Centre tsb.

Upaya terbentuknya HBMI disambut dengan baik oleh Kabag Kesra Jepara, Suhendro, dan akan dilaksanakan audiensi dengan Bupati Jepara. Demikian juga sinyal ini juga diamini oleh wakil BAPPEDA Jepara, Yurisman, yang merupakan bagian dari Bidang Pemsosbud. Selanjutnya sebagai narasumber, Siti Zuliyati, yang mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara menegaskan bahwa hasil tindak lanjut tentang terbentunya Kampung Zakat, Desa Binaan Zakat dan ZCD (Zakat Centre Development) haruslah ditindak lanjuti oleh BAZNAS Kabupaten Jepara. Sebagai responnya KH. Mahsun Duri selaku Ketua BAZNAS Kabupaten Jepara akan me-launching Kampong Zakat di  Kecamatan Tahunan Jepara. (stkhoiriyah/Wul)