MTs NU Sitail Jatinegara Pinjam Lab Komputer untuk Simulasi UAMBN-BK

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal (Slawi) – Demi keberhasilan anak didik dalam pelaksanaan UAMBN-BK Tahun Pelajaran 2018/2019, MTs NU Sitail Jatinegara meminjam Laboratorium Komputer milik MA Al Ikhlas Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kab. Tegal.  Simulasi yang dilaksanakan pada Senin (18/02), diikuti oleh 22 (dua puluh dua) murid yang diantar bolak-balik dengan menggunakan mobil pick up untuk efisiensi waktu mengingat kondisi lokasi yang bergunung-gunung dan sarana transportasi yang belum mendukung.

Ketua Panitia Simulasi UAMBN-BK, Jaelani menyatakan bahwa pihaknya ingin sekali mewujudkan motto Madrasah bahwa Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah. Simulasi ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan motto itu. Dia ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa Madrasah yang berada di sekitar hutan jati, di lereng Gunung Slamet ini tidak ketinggalan jaman dan siap bersaing  memasuki era digital.

“Meskipun kami berada di daerah pegunungan yang sinyalnya kurang bagus, dan listriknya sering mati, tetapi kami ingin mencoba melaksanakan UAMBN-BK. Jika masih berbasis kertas dan pensil, justru prosesnya akan lama, karena harus mengurus sendiri berkasnya ke Semarang. Kami juga menyadari bahwa UAMBN-BK ini adalah tuntutan kemajuan teknologi yang mau tidak mau, siap tidak siap harus dihadapi. Kami ingin anak didik di Madrasah ini siap bersaing di era digital ini,” ungkap Jaelani.

Jaelani menambahkan bahwa pihaknya ingin menjalankan dengan baik instruksi dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal bahwa tahun ini seluruh Madrasah di Kabupaten Tegal harus melaksanakan UAMBN-BK. Pihaknya berusaha bekerja dengan Madrasah Aliyah Al Ikhlas Cerih yang sudah mempunyai Laboratorium Komputer agar bisa mempersiapkan pelaksanaan UAMBN-BK dengan baik.

“Terpaksa kami harus pinjam dulu, karena kami belum mempunyai sarananya. Untunglah MA Al Ikhlas berbaik hati untuk meminjami. Kami sudah menghitung, jika ingin mempunyai laboratorium komputer sendiri yang memadai, maka kami harus menyediakan modal minimal Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Jumlah yang lumayan besar untuk ukuran Madrasah di desa. Tapi yang jelas kami ingin mencoba dulu, supaya secara psikologis anak-anak sudah merasa siap dan mantap menjalani. Semoga ke depan, pemerintah ikut membantu mencarikan solusi pengadaan laboratorium komputer sehingga kami tidak perlu meminjam lagi, dan anak didik terlayani dengan baik”, harapan Jaelani.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal, Sukarno, membenarkan bahwa pihaknya mencanangkan kepada seluruh Madrasah untuk melaksanakan UAMBN-BK pada Tahun Pelajaran 2018/2019 ini. Himbauan ini dimaksudkan agar Madrasah di Kab. Tegal tidak tertinggal jauh dibandingkan dengan Madrasah-madrasah lain di Provinsi Jawa Tengah yang telah terlebih dahulu melaksanakan UAMBN-BK. Pelaksanaan UAMBN-BK ini juga merupakan wujud pelayanan prima kepada anak didik agar sejak dini mereka dilatih memanfaatkan kemajuan dan kemudahan teknologi, agar pada saatnya nanti mereka siap memasuki revolusi industri 4.0, seperti yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Pada tahap awal ini pasti akan ada banyak kesulitan, khususnya menyangkat sarana dan parasarana serta entry data yang valid. Tetapi kesulitan ini harus kita lewati. Saya percaya bahwa dengan koordinasi yang baik, Madrasah-madrasah di Kabupaten Tegal dapat melaksanakannya. Semakin kita tunda pelaksanaannya, semakin kita akan tertinggal, dan akan ada banyak persoalan yang ditimbulkan. Mari kita wujudkan Madrasah yang berkualitas, yang bisa menjadi pilihan utama masyarakat, bukan pilihan alternatif,” ajak Kepala Kantor. (AS/Wul)