081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Badko TPQ Kecamatan Purwantoro Kenalkan Metode Membaca Al Quran Utsmani

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Bertempat di Pendopo Kecamatan Purwantoro, Kab. Wonogiri sekitar 150 pengajar TPQ di Kabupaten Wonogiri mengikuti Seminar Menejemen Pengelolaan TPQ dan Sosialisasi Pembelajaran Al Qur’an Metode Utsmani, Minggu (17/03) dengan menghadirkan Pengurus Badko TPQ Kabupaten Wonogiri dan praktisi metode utsmani dari Ponorogo. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi sekaligus sebagai referensi bagi guru TKQ/TPQ/TQA di Wonogiri dalam mengajarkan Al Qur’an.

Penyuluh Agama Islam KUA Purwantoro, Yanto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Taman Pendidilan Al-Qur’an (TPQ) adalah lembaga yang secara riil telah menjadi wadah pengajaran Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat, khususnya untuk kalangan anak-anak. Sebagai wadah pengajaran Al-Qur’an, TPQ memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan moral yang baik dan Islami.

“Saat ini TPQ harus mulai bangkit jangan cuma meningkat dari sisi kuantitatif tetapi harus meningkat secara kualitatif, artinya kualitas harus menjadi target utama mengingat secara empiris eksistensi TPQ keberadaannya sudah sangat dibutuhkan dan diyakini memberikan manfaat, termasuk Bimbingan Tehnik Menejemen Pengelolaan TPQ ini,” harap Yanto.

Kedepan, menurut Yanto, perlunya meningkatkan kualitas pengelolaan TPQ, termasuk meningkatkan apresiasi terhadap guru-guru, penataan kurikulum, dan penataan segmen peserta didik serta menjalin kerjasama dengan Pemerintah dan lembaga pendidikan lainya.

Sekretaris Badko TPQ Kabupaten, H. Mursyidi, dalam motivasinya menyampaikan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci dan pedoman hidup umat Islam untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Oleh karena itu Al-Qur’an sangat layak mendapat perhatian yang serius dan harus diajarkan sejak dini pada generasi muda umat Islam. Untuk itu, ia mengharapkan agar para peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan serius sehingga dapat mempraktekkannya pada lembaga pendidikan masing-masing.

“Belajar itu penting, mengaji itu penting, disiplin itu penting, bermain juga penting. Seorang anak-anak TPQ butuh belajar dengan nyaman, senang, gembira sebab anak memiliki dunia yang berbeda. Dengan permainan yang edukatif pesan moral dan akhlaqul karimah lebih mudah di terima anak-anak,” jelas Mursyidi.

Setiap anak menurutnya memerlukan permainan. Bermain merupakan kegiatan santai, menyenangkan tanpa beban yang menghasilkan sesuatu. Di sinilah tugas seorang penyuluh agama Islam adalah membantu orang belajar dengan cara mendesign pembelajaran agama dengan santai sehingga santri dapat belajar dengan mudah. Peran para pengelola atau guru TPA/TPQ menurutnya sangat mempengaruhi masa depan bangsa kita yaitu dengan membina anak-anak Indonesia menjadi manusia yang berakhlakul karimah.(Mursyid-heri/Sua).