Peningkatan Kompetensi Paedagogik dan Profesional Guru

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Koreksi :

Mohon maaf berita ini lebih seperti laporan hasil kegiatan, mohon untuk menjadi berita silahkan dibidik dari segi apa berita itu menarik bagi pembaca, sehingga pembaca akan mendapatkan sesuatu dari hasil membaca berita yang kita buat.

Setidaknya dari kegiatan tersebut mungkin bisa dibidik pada sejauhmana output yang diperoleh dari hasil diseminasi tersebut, yang diungkapkan oleh narasumber dengan kutipan aktif (statement) narasumber…

==================================================

Temanggung – Sebanyak 33 guru Madrasah Ibtidaiyah dari 6 MI di Kecamatan Jumo mengikuti kegiatan desiminasi penilaian kurikulum 2013. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Adipati Sindurejo Jumo Selasa (19/03) dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Sri Yatun selaku pengawas madrasah Kecamatan Jumo mengemukakan bahwa sasaran desiminasi ini adalah guru kelas 1, 2, 4 dan 5 pada MI yang telah menerapkan kurikulum 2013. Hal ini dimaksudkan agar guru kelas lebih memahami dan menguasai dalam melaksanakan penilaian kompetensi inti baik KeIas 1, KeIas 2, KeIas 3, dan KeIas 4. Harapannya dari desiminasi ini guru lebih meningkat kompetensi paedagogik dan profesionalnya, sehingga guru mampu menerapkan penilaian secara komprehensip.

Sriyatun menyampaikan desiminasi penilaian kurikulum 2013 ini disampaikan oleh Triyono, S.Pd.I ( guru MI Adipati Sindurejo Jumo ) yang didampingi oleh pengawas madrasah. Beliau menularkan ilmu tentang penilaian ini hasil dari mengikuti  kegiatan DDWK tanggal 4-9 Maret 2019 yang bertempat di MIN 1 Temanggung.

Materi yang disampaikan dalam desiminasi ini meliputi pemetaan kompetensi pembelajaran, konsep dasar penilaian, penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi pengetahuan, dan penilaian kompetensi keterampilan.

Lebih lanjut dikatakan, peserta desiminasi tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh Triyono S.Pd.I, tetapi mereka juga mempraktekkan cara melakukan penilaian dari 4 kompetensi inti sehingga kegiatan tidak membosankan karena peserta diminta aktif dan kreatif, jelas Sri Yatun.

Disamping tentang penilaian peserta juga dikenalkan dengan soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill ) yaitu instrumen penilaian yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selama ini guru sebagian besar cenderung mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah / LOTS ( Lower Order Thinking Skill ).

Kegiatan yang sama juga akan dilakukan di MI yang ada di wilayah Kecamatan Ngadirejo pada  Rabu, 20 Maret 2019 dengan diikuti oleh 18 orang guru. Sedangkan tempat desiminasi di MI Ganduwetan Ngadirejo, pungkasnya.(sy)