Tingkatkan Kompetensi, KUA Jatipurno Adakan Bintek Menejemen Pengelolaan TPQ

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi mengajar bagi guru TKQ/TPQ/TQA, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jatipurno menyelenggarakan Bimbingan Tehnik Menejemen Pengelolaan TPQ, Kamis (07/03), di Pendopo Kecamatan setempat. Di ikuti 100 pengajar TPQ dengan menghadirkan praktisi pendidikan TPQ, H. Mursyidi dari Kemenag Wonogiri.

Kepala KUA Jatipurno, Safrudin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Taman Pendidilan Al-Qur’an (TPQ) adalah lembaga yang secar riil telah menjadi wadah pengajaran Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat, khususnya untuk kalangan anak-anak. Sebagai wadah pengajaran Al-Qur’an, TPQ memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan moral yang baik dan Islami.

“TPQ harus mulai bangkit jangan cuma meningkat dari sisi kuantitatif tetapi harus meningkat secara kualitatif, artinya kualitas harus menjadi target utama mengingat secara empiris eksistensi TPQ keberadaannya sudah sangat dibutuhkan dan diyakini memberikan manfaat termasuk Bimbingan Tehnik Menejemen Pengelolaan TPQ ini,” harap Safrudin.

Kedepan, menurut Safrudin, perlunya meningkatkan kualitas pengelolaan TPQ, termasuk meningkatkan apresiasi terhadap guru-guru, penataan kurikulum, dan penataan segmen peserta didik serta menjalin kerjasama dengan Pemerintah dan lembaga pendidikan lainya.

Sedangkan Praktisi TPQ Kabupaten, H. Mursyidi, dalam motivasinya menyampaikan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci dan pedoman hidup umat Islam untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Oleh karena itu Al-Qur’an sangat layak mendapat perhatian yang serius dan harus diajarkan sejak dini pada generasi muda umat Islam. Untuk itu, ia mengharapkan agar para peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan serius agar dapat mempraktekkannya pada lembaga pendidikan masing-masing.

Menurut Mursyidi belajar itu penting, mengaji itu penting, disiplin itu penting, bermain juga penting. Seorang anak-anak TPQ butuh belajar dengan nyaman, senang, gembira sebab anak memiliki dunia yang berbeda. Dengan permainan yang edukatif pesan moral dan akhlaqul karimah lebih mudah di terima anak-anak. Di sinilah tugas seorang penyuluh agama Islam adalah bagaimana membantu anak belajar, dengan cara mendesign pembelajaran agama dengan santai sehingga santri dapat belajar dengan mudah.(Mursyid-heri/Sua).