Calon Jamaah Haji Mulain Lakukan Rekam Biometrik Di Donohudan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Sebanyak 371 calon jamaah haji dari berbagai Kota di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur dua hari ini tengah menjalani proses pelayanan biometrik di Gedung Armina, Donohudan, Ngemplak, Boyolali , Senin – Selasa (8-9/4). Rinciannya, 241 calon jamaah haji, Senin (8/4) dan 130 jamaah, Selasa (9/4).

Menurut Muhammad Yusuf, PIC/koordinator pelaksana proses pelayanan biometrik calon jamaah haji di Donohudan  ini mengatakan bahwa yang pertama kali dilakukan pengecekan oleh petugas adalah paspor para calon jamaah. Kemudian dilakukan foto retina dan sidik jari.

Kecepatan pelayanan ini, kata Yusuf, tergantung sidik jarinya. “Ada yang susah ada yang cepat.Kalau umurnya antara 40 – 50 tahun, itu cepat. Tergantung sensitifitasnya tangan,” ujar Yusuf yang dibantu tiga stafnya dalam mengoperasikan tiga unit komputer di ruangan khusus itu.

Penyebabnya,lanjut Yusuf,  karena karakteristik setiap tangan kulit manusia itu pasti berbeda-beda. “Untuk yang sepuh-sepuh mungkin agak lama untuk memprosesnya. Karena pori-porinya tangan itu sudah mulai menipis. Sehingga penanganannya butuh waktu tambahan lebih dari dua menit,” ungkap Yusuf ketika diwawancara dikamar pribadinya.

Bagi yang normal, menurut Yusuf, proses pelayanan biometrik ini hanya memakan waktu  tiga menit atau  empat menit.

Yusuf menyarankan apabila ada calon jamaah haji yang  sudah terjadwal kemudian ada udzur, bisa karena sakit atau ada keperluan lain yang tidak bisa ditinggalkan, pelaporannya ke pusat.

“Misalnya hari ini (sesuai jadwal tidak bisa) hadir, misalkan dia mau hadir lagi ke hari berikutnya atau ke minggu berikutnya nanti (petugas) dari Kemenag ini lapor ke pusat dulu, ke induk haji,” terang Yusuf yang mengaku ditugaskan oleh pimpinannya selama satu bulan di Donohudan tersebut.

Fungsi Biometrik “Biometrik itu dilakukan sebelum dia masuk stempel visa di kedutaan. Jadi sebelum visa keluar dia harus biometrik dulu.Makanya dilakukan biometrik itu per negara sekarang untuk Arab Saudi. Untuk negara yang lain saya kurang ngerti,” beber Yusuf.

Fungsi biometrik sendiri, menurut Yusuf, adalah untuk kelancaran calon jamaah haji di imigrasi Arab Saudi. Begitu dia sampai di bandara di Arab Saudi tidak akan ribet  dan lama.”Hanya pendataan saja. Oh, sudah melakukan biometrik. Silahkan jalan,” papar Yusuf yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rekam biometrik di Donohudan tersebut.

Yusuf mengakui, tahun-tahun sebelumnya jamaah haji begitu tiba di Arab Saudi harus menunggu pemeriksaan yang lama hingga empat sampai lima jam. Tapi, dengan diterapkannya kebijakan baru oleh pemerintah Arab Saudi bekerjasama dengan pemerintah republik indonesia yang didukung oleh  Kemenag RI, “Kalau sekarang insya Alloh tidak (usah antre berjam-jam) ,” akunya.

Perlu diketahui, proses perekaman biometrik yang dilakukan di gedung Armina,Donohudan, Boyolali, tidak saja melayani kloter jamaah haji dari embarkasi Solo saja. Tapi, bisa dari kota atau Kabupaten lain.

“Bisa dilempar. Misalnya ada jamaah haji dari Kota Blora atau mana (dirujuk) ke Solo.(Jamaah)  Pacitan kemarin kesini.Bisa juga seperti itu.Tergantung dari Kemenagnya (meng)- info-(kan) ke induk haji (Jakarta),” ungkap Yusuf yang sempat menolak diwawancara itu.

Yusuf mengaku selama bertugas di Donohudan pelaksanaan proses biometrik bisa berjalan dengan baik dan cepat. Disamping calon jamaahnya tertib,sabar, dan mau mengantre, yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan para petugas dari Kemenag Kota Surakarta yang professional.

Sementara itu Kasi Haji Dan Umroh Kankemenag Kota Surakarta Rosyid Ali Safitri dalam keterangannya yang disampaikan memberitahukan untuk tahun ini embarkasi Adi Sumarmo rencananya akan memberangkatkan 95 kloter penerbangan.  (Abdus-rma/bd)