Kondisi Pandemi Covid-19, KUA Tetap Efektifkan Pelaksanaan Pembinaan Pranikah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Kasi Bimas Islam Kankemenag Wonogiri, H. Noor Syahid mengatakan, walaupun kondisi Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, yang berimbas pada anggaran DIPA di Seksi Bimas Islam Kankemenag Wonogiri tahun sangat terbatas, KUA Kecamatan di harapkan tetap meningkatkan efektifitas pelaksanaan pembinaan pranikah di tiap KUA kecamatan bagi calon temanten, hal tersebut di ungkapkannya, Kamis, (04/03) di ruang kerjanya.

Pembinaan atau kursus temanten sangat urgen karena dilatarbelakangi kondisi angka kejadian perceraian di Kabupaten Wonogiri terbilang sangat tinggi, sehingga dengan pembinaan calon temanten di harapkan ketahan keluarga semakin kuat.

Salah satu indikasi rapuhnya ketahanan keluarga menurut Noor Syahid, bisa terlihat dari tingginya angka perceraian pasangan yang masih produktif, sehingga Kementerian Agama khusunya KUA harus memberikan solusi secara proventif dengan membekali calon tematin yang akan menikah.

Banyak masalah yang muncul saat ini menyangkut perkawinan dan keluarga berkembang pesat antara lain meningkatnya angka perceraian, kekerasan dalam berumahtangga, fenomena pernikahan sirri, perkawinan di bawah umur mewarnai dinamika problematika perkawinan. Sehingga untuk menekan angka perceraian perlu memaksimalkan peran kursus pranikah/suscatin dan memberdayakan BP4 serta mengadakan penyuluhan agama terutama masalah batas minimal usia pernikahan bagi para remaja dan pelajar.

KUA sebagai garda terdepan Kementerian Agama, harus berperan dalam memberikan pembekalan dan pembinaan kepada catin, sehingga mereka paham tentang tugas dan kewajiban sebagai suami istri, harapannya ketahan keluarga bisa terbangun.

“Walaupun kondisi masih pandemi covid-19 kami  mendorong KUA tetap  mengintensifkan pembinaan/bimbingan calon pengantin pranikah di KUA kecamatan dengan protokol kesehatan dan secara subtansi mengena. Hal ini untuk membantu menekan angka perceraian dan pernikahan dini yang masih tinggi serta bertujuan agar pasangan calon pengantin memiliki bekal pengetahuan tentang kehidupan pernikahan,” harap Noor Syahid.(mursyid/Sua)