081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Pembinaan Badko LPQ Agar Memiliki Akar Yang Kuat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo  – Penyuluh Agama Islam Kecamatan Wonosobo lakukan pembinaan terhadap Badan Kooridinasi atau Badko LPQ Kec. Wonosobo, Penyuluh Agama Islam tersebut yakni Irna Fitroyah pihaknya hadir dan melakukan Pembinaan terhadap Badko LPQ di Masjid desa Mlipak Kec. Wonosobo pada Senin, (29/3).

Dalam pembinaannya Irna mengatakan hal tersebut dilakukan untuk memotivasi Badko LPQ Kec. Wonosobo agar Badko LPQ sebagai penggerak , pengayom dan pengorganisasian dari lembaga-lembaga TPQ mempunyai akar yang kuat, “Badko merupakan organisasi yang mempunyai peranan penting karena bertanggung jawab memfasilitasi pendidikan keagamaan non formal, yakni TPQ, utnuk itu harus mempunyai akar yang kuat agar badko eksis dan juga dapat mengoptimalkan kinerjanya,” terang Irma.

Irma menambahkan, Badko mempunyai tanggung jawab peningkatan kualitas para ustad TPQ dan santri-santrinya disarankan untuk memberikan pembinaan dan perhatian secara maksimal. “Tantangan Badko dalam melaksanakan tanggung jawab terhadap peningkatan kualitas para ustad TPQ dan Santrinya Badko perlu lakukan inovasi  terlebih di era pandemic saat ini dimana pertemuan dibatasi, namun itu jangan dijadikan kendala dan alasan untuk tidak memberikan perhatian dan pembinaan,” imbuh Irma

Hal lain ia sampaikan terkait pentingnya Badko LPQ membuat Profile Badko agar visi, misi, tujuan, sasaran, latar belakang dan tupoksi keberadaannya jelas. Hal tersebut juga bisa dijadikan acuan membuat membuat Program Kerja atau proker di tahun 2021. “Hal ini dimaksudkan agar keberadaan Badko ini jelas dan nyata dirasakan dan dilihat kinerjanya oleh masyarakt,” tandasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid dalam kesempatan berbeda menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. diharapkan pembinaan semacam itu didalamnya juga disispkan sosialisasi terkait moderasi beragama agar masyarakat dapat taat beragama namun tidak terlalu ekstrim dan mendeskriditkan masyarakat yang berbeda secara keyakinan agama.

“Seluruh ASN Kankemenag mempunyai tanggung jawab untuk mensosialisasikan terkait moderasi beragama, dan penyuluh maupun tokoh masyarakat maupun ustad dianggap lebih didengar oleh masyarakat jadi harapannya setiap kegiatan jangan dilupakan terkait moderasi beragama,” ungkap Farid.

Ia berharap dengan sosialisasi moderasi beragama melalui berbagai kegiatan dapat menunjang kehidupan yang harmonis tanpa ada diskriminasi atau intoleransi terhadap perbedaan. Ps-ws/qq