Optimalkan Peran Jamaah Yasinan Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Magelang – Di Nusantara kalangan muslim sering menggelar Tahlilan, Yasinan, ulang tahun, haul atau selamatan dan ritual lainnya. Kegiatan ini pun menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat muslim di Tanah Air. Para ulama fiqh mengatakan bahwa dalam Ushul Fiqih ada istilah tradisi atau Al-'Urf, yaitu kebiasaan yang ada dan dilestarikan terjadi di daerah tertentu. Sedangkan tradisi itu sendiri terbagi 2 macam yaitu tradisi yang baik lagi benar (Al-'Urf Ash-Shahih), dan  tradisi yang rusak (Al 'Urf Al Fasad).

Dari perspketif manajemen, jamaah Yasinan merupakan the dinamyc local group, yaitu organisasi/kelompok sosial keagamaan yang bersifat dinamis yang ada di tingkat RT, RW, kampung/dusun, atau komunitas tertentu.  Jamaah Yasinan kini menjadi media pembinaan dan media dakwah. Selain itu juga sebagai salah satu organisasi yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat yang efektif dan persuasif, karena menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik secara sosial ekonomi maupun sosial keagamaan. Dan yang tidak kalah penting juga, jamaah Yasinan mampu bertahan (survive) dalam menjalankan kegiatan rutinnya dengan  jangka waktu lebih lama, jika dibanding dengan organisasi yang bersifat swakarsa masyarakat lainnya.

Shanti Maharanti PAIF Kementerian Agama Kota Magelang adalah pembina Majlis Taklim Baitusyukur yang beralamat RW 2 Kelurahan Kedungsari Kecamatan Magelang Utara. Telah lebih dari 4 tahun majlis taklim ini mengadakan pengajian rutin setiap hari Kamis sore dengan  selalu didahului dengan pembacaan Surat Yasin sebelumnya. Namun untuk kali ini acara diselenggarakan di di salah satu rumah jamaah yakni Sholichah, karena dibarengkan dengan acara haul atas wafatnya sang ayah.

“Surat Yasin merupakan surat ke-36 dalam Al-Quran dan diturunkan di Makkah sehingga termasuk dalam surat Makkiyah. Surat Yasin memiliki tiga hal pokok, yaitu keimanan kepada hari kebangkitan, kisah penduduk desa, dan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu Esa. Selain itu, surat ini juga mengungkapkan tentang surga dan sifatnya, yang disediakan bagi orang mukmin,” jelas Shanti.

“Selain dibaca pada hari Jum'at, surat Yasin juga biasa dibaca ketika ada orang sedang sakaratul maut, mengirimi doa untuk keluarga, kerabat atau untuk teman yang sudah meninggal, dan bisa juga dibaca sebagai bentuk ungkapan rasa syukur. Surat Yasin terdiri dari 83 ayat dan dijuluki sebagai jantung dari Al-Quran. Lima manfaat membaca Surat Yasin yaitu Alloh SWT melimpahkan kebahagiaan, kelancaran rejeki, diampuninya dosa, dijauhkan dari malapetaka dan hidup yang berkah,” tambahnya kemudian.

Harapannya, dengan pembinaan manajemen pengelolaan yang intens jamaah Yasinan mampu berperan lebih luas lagi. Tidak sekadar sebagai kegiatan rutin yang bersifat ritual keagamaan dan sosial keagamaan saja, namun ditingkatkan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan masyarakat madani di Indonesia. (Shanti/HS).