Plt. Pembimas Buddha Sosialisasikan Gerakan 5M+1D Kepada Penyuluh Agama di Jawa Tengah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Buddha) – Plt. Pembimas Buddha menggelar sosialisasi gerakan 5M+1D kepada seluruh Penyuluh Agama Buddha PNS dan Non PNS di Provinsi Jawa Tengah, Selasa, (27/7) melalui zoom meeting. Kegiatan diikuti peserta sosialisasi sejumlah 99 orang, selain dari penyuluh dalam acara ini, turut dihadiri Gara Buddha Kab. Temanggung, Gara Buddha Kab. Magelang, Pegawai Bimas Buddha diseluruh Jawa Tengah.
I Dewa Made Artayasa selaku Plt. Pembimas Buddha menekankan kepada para penyuluh agama Buddha sebagai garda terdepan di Bimas Buddha untuk terus menerus tanpa henti memberikan informasi dan bimbingan pencegahan pandemi Covid 19 kepada masyarakat luas.

“Bapak dan ibu sebagai garda terdepan Bimas Buddha dalam memberikan layanan dan bimbingan di masyarakat, mohon terus sampaikan kepada masyarakat untuk aktif dalam pencegahan Pandemi Covid 19,” ucap I Dewa Made Artayasa.

Dalam arahannya dia menekankan pentingnya para penyuluh dilapangan secara massif menyampaikan informasi tentang gerakan 5M+1D pada masa PPKM di masyarakat, yang berisi ajakan untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas/interaksi dan berdoa dari rumah masing-masing.

“Dimasa perpanjangan PPKM ini, saya mengajak bapak dan ibu terus bergerak melalui sosial media masing-masing untuk menginformasikan gerakan 5M+1D ke masyarakat, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas/interaksi dan berdoa,” lanjutnya.

Plt. Pembimas Buddha menyampaikan bahwa Gerakan 5M+1D adalah modal utama agar pandemi covid 19 segera dapat diatasi dan untuk meminimalkan penyebaran Covid 19 agar orang-orang yang terpapar tidak bertambah banyak.

Lebih jauh dia menekankan bahwa Provinsi Jawa Tengah yang masih dalam zona merah, maka dia mengajak seluruh penyuluh agama Buddha agar menjadi teladan di masyarakat dalam pencegahan pandemi Covid 19, dan menjadi contoh dalam pelaksanaan vaksinasi. Dia juga mengingatkan jangan sampai para penyuluh agama Buddha malah abai terhadap keselamatan jiwa karena terlambat mengikuti program vaksin.

“Sebagai petugas penyuluhan dimasyarakat, berilah contoh yang baik dalam pencegahan pandemi ini, dan pastikan diri menjadi teladan dalam program vaksinasi,” tegasnya.

I Dewa Made Artayasa menghimbau bagi penyuluh agama Buddha yang belum mengikuti program vaksin agar segera didata dan mencari informasi program vaksin baik dari pemerintah maupun swasta secepatnya agar program pemerintah dapat dikawal dengan sebaik-baiknya.(sis/sua)