Gerakan Peduli Anak Yatim Dengan Pentasarufan Infaq pada MTs N 2 Magelang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Gerakan peduli anak yatim piatu dibuktikan dengan penggalangan dana guru karyawan dan ditasarufkannya dana tersebut kepada 26 siswa yatim piatu siswa Madrasah. Acara pentasarufan diadakan pada Sabtu, 4 September 2021 di Musholla MTs N 2 Magelang.

Saat acara pnyampaian bantuan infaq kepada siswa yatim piatu tersebut Sholihah Kepala MTsN 2 Magelang menegaskan bahwa kegiatan ini bermaksud untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa dan bentuk kepedulian kepada sesama, terutama kepada siswa yang sudah kehilangan orang tuanya.

Hadir pada kesempaatan itu, Muayyadah Riyadina pengawas pendidikan agama islam wilayah setempat berpesan kepada para siswa agar tetap semangat belajar, status dan hak-anak yatim piatu itu satu dengan anak-anak lainnya yang mempunyai orangtua lengkap.

“Kalian itu sama kedudukannya dengan anak-anak lainnya yang mempunyai bapak ibu, jangan minder, jangan sampai tertinggal prestasinya dengan teman -teman lain yang masih lengkap orang tuanya, saya berharap ke depan semoga anak-anak ini sukses dunia akhirat,” pesan Muayyadah Riyadina.

Disadarai oleh para pengampu pendidikan di Madrasah tersebut, persoalan utama yang dihadapi pada anak yatim ataupun yatim piatu adalah mudah rendahnya mental anak-anak sehingga menimbulkan dampak rendahnya minat belajar, disamping hal tersebut lingkungan tempat tinggal yang kurang mendudkung prestasi mereka mereka menjadi rendah. Hal ini tentu saja menjadi masalah bagi anak-anak dan sivitas akademika di madrasah, untuk perlu tindakan dan langah-langkah guna mengurangi pengaruh buruk dilingkungan tersebut, salh satu contohnya dengan usaha peningkatan mental anak-anak.

Selain itu juga diperlukan strategi yang tepat untuk menumbuhkan minat belajar anak-anak yatim dan yatim piyatu ini yaitu strategi meningkatkan atau membesarkan mental anak-anak di madrasah, strategi menumbuhkan minat belajar anak-anak dan strategi membangun lingkungan belajar yang kondusif.

Pesan moral yang ingin disampaikan melalui kegiatan santunan ini menurut Riyadina adalah bagaimana kegiatan ini mampu menjadi refleksi untuk lebih peduli kepada orang lain. “Dengan disentuh pembacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW, anak-anak banyak yang menangis, tidak hanya itu, para siswa ini juga diberikan motivasi bagaimana mengembangkan dirinya,” jelasnya.

“Pemberian santunan kepada anak yatim piyatu ini merupakan bagian dari pembelajaran penumbuhan pendidikan karakter dengan memberikan contoh kepada anak didik agar selalu peduli dan memberi kepada orang lain yang sedang kekurangan,” tambahnya (ern/Sua).