Guru Agama Jaga Potensi Spiritual Siswa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran –  Tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah luas.  Derasnya arus informasi yang diperoleh anak dari berbagai media sosial tentu harus diimbangi dengan bekal pemahaman tentang ajaran dan aturan agama dengan baik. Sebab kalau tidak ada pendampingan dari orang tua maupun guru, dimungkinkan anak-anak akan mengakes konten-konten yang tidak layak untuk seusianya.

Demikian disampaikan oleh pengawas PAI tingkat menengah pada Kankemenag Kab.Semarang, M. Absoh dalam pembinaan dan pemantauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMP N I Jambu, Senin, (13/9). 

Dalam pemantauannya selama ini, Absoh menyampaikan bahwa di masyarakat, secara umum profil guru agama Islam memiliki kedudukan yang terhormat karena sering dijadikan panutan dan teladan di semua bidang. Ilmu dan kewibawaannya inilah yg menyebabkan mereka  dihormati dan disegani disamping tugas utama mereka memang mendidik peserta didiknya agar menjadi pribadi yang berkepribadian mulia.

“Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat itulah maka dipundak para guru PAI  diberikan tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan berupa tanggung jawab moral. Untuk itu, jangan sampai guru PAI melalaikan hal ini untuk tetap menjaga nama baiknya di masyarakat,” kata M. Absoh.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa pendidikan, pengajaran dan juga pembinaan guru sebaiknya tidak hanya dilaksanakan secara klasikal dalam kelas, namun lebih dari itu, pembinaan secara personal kepada peserta didik juga sangat dibutuhkan bagi guru PAI.

“Keteladanan guru akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan dan pengembangan karakter peserta didik. Sebab keteladanan sendiri merupakan metode yang telah berhasil dicontohkan oleh sumber teladan kita bersama, Rasulullah SAW,” imbuhnya.

Mengutip pendapat Al Ghazali seorang filosof Islam, Absoh menyampaikan bahwa tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan dan membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri ( taqarrub ) kepada Allah SWT. Untuk itu dirinya berpesan agar seluruh GPAI bisa menjadi teladan dalam perubahan tatanan kehidupan baik sosial dan ekonomi, utamanya di masa pandemi covid-19 yang mengharuskan peserta didik melaksanakan pembelajaran secara daring.

“Terkait dengan pembiasaan yang berkaitan dengan ibadah harian peserta didik, GPAI harus selalu mengingatkan, memantau dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para siswanya, semisal kewajiban salat lima waktu, kebiasaan membaca alqur’an, salat sunah dan lain sebagainya. Isi lembar monitoring sebagai media komunikasi. Walau tidak semuanya akan berhasil, namun setidaknya guru PAI telah punya rencana, program dan kegiatan pemantaun ibadah peserta didiknya,” tandasnya. (ns-shl/Sua)