081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kembangkan Konsep Pembelajaran Kolaboratif, MTsN 2 Tegal Gandeng Pengawas Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal (Slawi), Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat pesat pada abad ini memberi konsekuensi pada besarnya tantangan yang akan dihadapi kedepannya.

Atas dasar itu, MTs Negeri 2 Tegal menggandeng pengawas madrasah memberikan materi supervisi guru berupa pembelajaran kolaboratif antar guru mata pelajaran.

Ngadiman selaku pengawas madrasah daerah binaan slawi yang juga membawahi MTs Negeri 2 Tegal mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu dipersiapkan dalam dunia Pendidikan pada saat ini adalah keterampilan abad 21.

“Dengan mengembangkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran, diharapkan guru dalam memberikan materi kepada peserta didiknya tidak monoton. Karena, keterampilan abad 21 ini menekankan pada keterampilan berpikir (creative thinking), berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), dan yang terakhir adalah berkolaborasi (collaboration).” Ungkapnya pada penyampaian supervisi di hadapan guru MTs Negeri 2 Tegal, Selasa (21/09) siang.

Berdasarkan paradigma pembalajaran abad 21, pembelajaran tidak bisa diartikan lagi sekadar sebagai proses transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik.  Pembelajaran harus merupakan upaya guru untuk membantu peserta didik dengan menyediakan sarana dan situasi pembelajaran yang mendukung agar peserta didik dapat mengonstruksi pengetahuan dan pemahamannya sebagai bekal kemampuan dalam menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan di masa yang akan datang.

“Guru harus memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan nalar kritis, berinteraksi, berkomunikasi, dan berani mengemukakan pendapat serta mengembangkan imajinasinya.” Tambah Ngadiman.

Saat ini menurutnya, pembelajaran dikatakan berhasil jika melibatkan seluruh potensi peserta didik mulai dari ketrampilan bernalar kritis, literasi maupun karakternya agar memiliki kemampuan beradaptasi sekaligus memiliki kemampuan dalam memprediksi dan mengambil keputusan.

Beliau mencontohkan kolaborasi antar guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), serta guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VII (tujuh) MTs.

Pada Identifikasi KD IPA yakni menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.

Untuk KD PPKn yakni, mensyukuri makna kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, mendukung bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang, dan menganalisis bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat

Selanjutnya KD IPS yaitu, mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya.

Dari hasil kolaborasi tiga mata pelajaran tersebut, peserta didik diminta untuk kerja bakti di tempat sosial, misalnya masjid, madrasah, maupun panti asuhan.

“Sekali lagi saya sampaikan, guru dapat memodifikasi Langkah lain sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.” Pungkasnya. (akb)