Arti Penting Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab Pekalongan-Kepala Kankemenag kabupaten Pekalongan, H.Kasiman Mahmud Desky,M.Ag bertindak sebagai Pembina Apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di halaman Kankemenag kabupaten Pekalongan. Jumat (1/10/2021).

Pada kesempatan tersebut hadir sebagai peserta Apel, Kasubbag TU, Drs. H.Muqodam, M.Sy serta para Kasi dan Penyelenggara juga segenap ASN di lingkungan Kankemenag kabupaten Pekalongan.

Jalannya apel diawali dengan laporan Komandan Apel kepada Pembina Apel Kepala Kankemenag H.Kasiman Mahmud Desky. Selanjutnya, Pembina Apel memimpin peserta mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para Pahlawan Republik Indonesia yang telah gugur. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan naskah Pancasila dan Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pembacaan naskah Ikrar. Acara kemudian dilanjutkan dengan Amanat Pembina Apel, dan pembacaan doa menjadi penutup rangkaian acara.

Dalam sambutannya Kakankemenag H. Kasiman Mahmud Desky, selaku Pembina Apel menyampaikan arti penting memperingati Hari Kesaktian Pancasila

“Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan pengingat perjalanan sejarah bagaimana bangsa Indonesia mempertahankan ideologi negara. Ada perjuangan panjang yang harus terus diingat oleh setiap generasi dan menjadi cermin dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, ” ujarnya.

Kakankemenag juga menyinggungkan perihal arti pentingnya keberagamaan yang moderat.

“Menjadi penting juga bagi kita semua menyebarluaskan paham ini. Jangan biarkan Indonesia menjadi bumi yang penuh dengan permusuhan, kebencian, merasa paling benar sendiri, dan pertikaian. Kerukunan baik dalam umat beragama maupun antarumat beragama adalah modal dasar bangsa ini menjadi maju.” tutur Kakankemenag

“Esensi yang diinginkan oleh moderasi beragama sesungguhnya adalah beragama secara moderat. Hal ini sudah menjadi karakteristik umat beragama di Indonesia dan lebih cocok untuk kontur masyarakat kita yang majemuk. Beragama secara moderat adalah model beragama yang telah lama dipraktikkan dan tetap diperlukan pada era sekarang.” tambahnya. (Ant/bd)